Scroll Untuk Membaca

Medan

Bisnis Model ‘Closed Loops‘ Dikembangkan Untuk Petani Di Humbahas

Bisnis Model ‘Closed Loops‘ Dikembangkan Untuk Petani Di Humbahas
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) menawarkan model bisnis pertanian terbaru yang cukup menjanjikan, dengan memanfaatkan sistem terbaru dan teknologi informasi dan komunikasi mengembangkan model mitra bisnis pertanian terbaru untuk para petani di daerah itu.

Melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program ICT IPDMIP, beberapa perwakilan petani menyimak dan mempelajari model closed loops yang cukup menjanjikan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Bisnis Model ‘Closed Loops‘ Dikembangkan Untuk Petani Di Humbahas

IKLAN

Pelaksanaan Penandatanganan Kesepakatan MoU pengembangan Bisnis model closed loops, dimana bahwa kegiatan ini merupakan tindaklanjut atas kegiatan Forum Diskusi Daerah (FDD) yang telah dilaksanakan di 41 kabupaten terpilih oleh pelaksana Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) dan Ditjend Bina Bangda.

Dari kegiatan itu, telah diciptakan sebuah aplikasi yang bernama Matani.ID yang dapat membantu petani dalam mendapatkan informasi terkait pertanian dan petani juga dapat mempromosikan hasil produk pertanian ke dalam aplikasi tersebut.

Dari FDD tersebut telah menghasilkan rumusan kesepakatan model bisnis pertanian jagung, cabe, kentang, bawang merah dan kol, untuk dapat dikembangkan dan diimplementasikan oleh daerah.

Kabupaten Humbang Hasundutan sendiri telah mengidentifikasi dan mengarah ke komoditas jagung dan cabe, dan terbangun pola kerjasama kemitraan bisnis dalam bentuk closed loops untuk komoditi pertanian jagung dan cabe tersebut.

Pada kesempatan itu, Pahala. H. L. Gaol, ST, MSc, MEng selaku PLT Kepala Bappelitbangda Kabupaten Humbang Hasundutan menyambut baik pengembangan bisnis model closed loops itu, petani jagung dan cabe di daerah mengatakan, model bisnis closed loops ini merupakan suatu pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan.

Yakni melalui ekosistem digital atau teknologi informasi. “Kami yakin, pola kerja sama kemitraan bisnis model closed loops sangat tepat bagi petani, di mana dapat menguntungkan dari kedua belah pihak, yaitu petani dan offtaker, kemudian melalui perjanjian kerjasama ini agar diharapkan kelompok tani yang lain dapat mencontohnya,” ujarnya.

Model bisnis pertanian closed loops sendiri adalah sistem memutus mata rantai distribusi, yakni sistem tanam olah petik jual di dalam satu sistem, tidak melalui beberapa rantai distribusi.

Dari sisi harga pun lebih menjanjikan bagi petani. Kelebihan lainnya adalah petani akan mendapat pendampingan di dalam mengelola tanaman agar kualitas yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar.

Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Humbang Hasundutan menyampaikan “Dengan MoU Kemitraan bisnis closed loops ini diharapkan offtaker dapat membeli dengan harga diatas harga pasar dan kemudian juga offtaker dapat membantu pengawalan dari mulai penanaman hingga panen di mana offtaker dapat membantu atau mensuplai saprodi kepada petani. Kami sangat mendukung dan berharap akan berhasil dengan baik,” pungkasnya. (cpb/rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE