MEDAN (Waspada): Mantan pejabat Pemko Medan, Sumatera Utara menilai kinerja Kota Metropolitan di Indonesia saat ini, Kota Medan sudah di bawah Surabaya, Makassar dan Palembang. Medan hanya setara dengan Kota Bandung saja.
Hal itu ditegaskan Dr. Ir. Budi D. Sinulingga, MM, mantan birokrat yang juga pernah menjabat anggota Dewan Kota Medan di era Wali Kota Dzulmi Eldin dan Rahudman Harahap kepada wartawan di Medan, Kamis (7/11).
Sebagai seorang yang berpengalaman, Budi Sinulingga tentunya berharap Kota Medan nantinya dapat dipimpin oleh sosok yang mampu menjawab semua tantangan, permasalahan dan persoalan kota.
Budi menyebut permasalahan di Kota Medan juga dialami kota-kota lainnya di Indonesia, namun kita bahas disini hanya yang penting-penting saja yaitu masalah kemiskinan, pengangguran, lalu lintas dan banjir.
Kemiskinan di Kota Medan pada tahun 2024 masih mendekati 8 %, atau 187.000 lebih, sedangkan pengangguran sebesar 8,67 %, terbesar dari antara kabupaten kota se Sumatera Utara.
‘’Masalah pengangguran ini erat kaitannya dengan orang miskin, juga mungkin menjadi penyebab dari kriminalitas meningkat akhir-akhir ini,’’ ucapnya.
Untuk mengatasi permasalah-permasalahan itu, kata Budi, memang tidak mudah. Namun, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah, untuk mengurangi kemiskinan oleh pemerintah kota adalah dengan membina UMKM dengan baik sehingga mampu bersaing.
‘’Ini penting sekali mengupayakan keterkaitannya dengan usaha menengah dan besar. Hal ini memerlukan perhatian penuh dari pemerintah kota dengan intensif,’’ ujarnya.
Mengatasi pengangguran diperlukan lapangan kerja, dan hal ini terkait dengan investasi, yang banyak membuka lapangan kerja. Oleh karena itu Pemko harus beri karpet merah bagi investasi seperti itu diberi kemudahan perizinan dan dukungan infrastruktur ke lokasi investasi.
Disamping itu, kata Budi, juga harus di lirik pasar lapangan kerja di luar negeri. Pada umumnya tenaga kerja kurang akses terhadap informasi negara mana yang dituju dan modal awal untuk pengurusan administrasi.
‘’Disinilah Pemko bisa memberi dukungan agar banyak tenaga kerja yang bekerja di negara lain,’’ cetusnya.
Sementara masalah lalu lintas yang terasa tidak nyaman dan sudah banyak sekali ruas dan titik macet, umum terjadi di Indonesia, karena orang menggunakan angkutan pribadi sampai 80 %, sedangkan menggunakan angkutan umum hanya 20 % saja, karena kurang baiknya angkutan umum.
‘’Sudah saatnya Kota Medan ini memilki Light Rail Transit, tetapi ini merupakan kewenangan pemerintah pusat. Tetapi koordinasi intensif bisa mempercepatnya,’’ sebutnya.
Budi juga menyebut ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah lalu lintas seperti, perbaikan persimpangan jalan, penyediaan parkir yang memadai untuk lokasi pembangkit lalu lintas dan juga pengaturan arus lalu lintas dengan lebih dulu melakukan penelitian.
Untuk permasalahan banjir, juga umum terjadi di daerah lain. ‘’Masalah banjir masih terasa sangat menganggu, walaupun akhir-akhir ini terasa sudah berkurang, itu di daerah rumah saya,’’ tuturnya.
Budi menyebut, salah satu penyebab banjir yang utama ialah normalisasi Sungai. Kalau Sungai Deli pernah di normaliasasi berupa pelebaran dan pembetonan dihilir, tapi sekarang sudah diokupasi oleh sebagian penduduk pula.
Kalau Sungai Babura memang sudah sangat sempit karena bantaran sungai sudah diokupasi penduduk. Ke depan perlu diciptakan sistem pengawasan yang efektif terhadap okupasi sungai ataupun penyempitan saluran sekunder akibat bangunan lain.
Sungai ini kewenangan pemerintah pusat, tapi pembebasan lahannya adalah kewenangan daerah. Dan jaminan daerah bahwa lahan bisa dibebaskan akan membuat pusat mau mengerjakannya, jelas Budi Sinulingga.
Saat ini Kota Medan akan menentukan calon pemimpinnya untuk 5 tahun ke depan di Pilkada serentak 27 November mendatang. Dari 3 calon yang ada, Budi Sinulingga menilai akan muncul sosok yang pas memecahkan masalah-masalah di Kota Medan tersebut.
Menurut pendapat saya, maka wali kota yang dibutuhkan saat ini ialah seorang yang tulus untuk mengabdi kepada masyarakat Kota Medan, mampu bekerja keras dan mau berpikir sistematis serta terbiasa menyerap pemikiran ilmiah.
‘’Saya pikir anda bisa menyimpulkan, karena saya bukan anggota partai politik yang ikut kampanye. Tapi ada yang mau saya sampaikan dari diksusi saya dengan Prof Ridha Dharmajaya (salah satu Calon Wali Kota Medan-red) kemarin,’’ tegas Budi saat ditanya sosok yang pas memimpin Kota Medan ke depan.
Budi menyebut Prof Ridha Dharmajaya adalah anak dari sahabat saya, dulu di pemerintahan Medan dan Sumatera Utara. Dia seorang pribadi yang punya integritas, dan minta pensiun dini. ‘’Jadi buah tidak akan jauh jatuh dari batangnya,’’ tuturnya.
Budi juga menyebut Prof Ridha memiliki karir yang cemerlang di bidang kesehatan, sehingga soal kehidupan finansialnya sangat terjamin walaupun tidak jadi wali kota. ‘’Jadi kalaupun ia ikut Pilkada, karena terpanggil untuk mengabdi kepada masyarakat Kota Medan,’’ ujarnya.
Budi mengatakan dari pertemuannya dengan Prof Ridha dalam rangka tukar pikiran tentang pembangunan kota, dirinya dapat menyimpulkan bahwa Prof Ridha adalah orang cerdas dan mudah menyerap infomasi termasuk yang bersifat ilmiah.
‘’Jadi saya pribadi menaruh harapan yang tinggi bahwa Prof Ridha dapat membangun Kota Medan menjadi lebih baik. Mengenai calon lain saya no comment karena saya tidak pernah bertemu,’’ demikian Budi Sinulingga.(m29)
Waspada/Ist
Dr. Ir. Budi D. Sinulingga, MM (kiri) saat menyerahkan bukunya kepada Calon Wali Kota Medan Prof Ridha Dharmajaya di Medan, Rabu (6/11).