Scroll Untuk Membaca

Medan

Bung Rino Tawarkan “Konsep Kota 15 Menit” Untuk Kota Medan

Bung Rino Tawarkan “Konsep Kota 15 Menit” Untuk Kota Medan
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Perhelatan pesta demokrasi akan di gelar tahun 2024. Setiap partai politik ramai menebar simpatik masyarakat. Berbagai konsep dan kader terbaik sudah mulai ditawarkan kepada masyarakat luas.

Khusus di Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara, figur pemimpin masih cukup banyak, namun kota dengan sejuta budaya dan karakteristik masyarakatnya ini butuh sosok muda yang religius dan cerdas dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada, mulai dari kesehatan, pendidikan, transportasi, pengembangan ekonomi kerakyatan melalui penguatan UMKM.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Bung Rino Tawarkan “Konsep Kota 15 Menit” Untuk Kota Medan

IKLAN

Selain itu juga mampu merangkul semua pihak untuk saling menjaga persatuan dan kesatuan,menjaga keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama.

Problem besar yang dihadapi Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia seperti Kota Medan sekarang adalah hampir semua fasilitas kota, berada dalam jarak yang tidak dekat dengan warga.

‘’Untuk bekerja dan bersekolah, misalnya, umumnya warga harus menjangkau dengan kendaraan bermotor. Begitu juga fasilitas lain. Buntutnya, kota menjadi ruwet, polutif, tidak humanis, dan tidak sehat lantaran gaya hidup warga cenderung pasif,’’ ucap Rinno Hadinata biasa disapa Bung Rino kepada Waspada di Medan, Minggu (2/4).

Mestinya, kata Bung Rino, semua fasilitas yang dibutuhkan warga berada dalam jarak yang dekat, cukup dijangkau dengan jalan kaki singkat, bersepeda, atau naik angkutan umum.

Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan bagi para perancang dan pengelola agar membangun konsep kota cerdas dan religius.

Ini bisa dilihat dari berbagai contoh kompleks rumah hunian mewah didalamnya berbagai macam fasilitas ada dan lengkap. Seharusnya konsep ini juga bisa dirasakan oleh masyarakat umum yang tingkat penghasilan ekonominya menengah ke bawah jadi tidak terlihat kesenjangan sosial.

Dalam kesempatan itu, Bung Rino menuturkan bahwa konsep tersebut menekankan bahwa seluruh fasilitas kota, mulai tempat kerja, bisnis hingga rekreasi, area terbuka hijau mesti dapat diakses dalam waktu singkat, tak lebih 15 menit.

Warga cukup berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan angkutan publik untuk menjangkaunya. Konsepnya didasari pada keinginan untuk merancang kota yang lebih berkelanjutan, membantu mengurangi penggunaan mobil dan mengurangi emisi karbon, serta mengurangi waktu perjalanan sambil menciptakan lebih banyak ruang publik.

Secara garis besar, sambung Bung Rino, dalam konsep kota 15 menit, kota dibagi dalam 3 zona utama. Pertama, zona jalan kaki selama 5 menit. Yang termasuk wilayah ini adalah kawasan permukiman, ditopang fasilitas kebutuhan warga keseharian, termasuk sektor usaha kecil, lapangan terbuka dan lahan untuk rekreasi warga.

Kedua, zona jalan kaki 15 menit. Wilayah ini meliputi toko kelontong, apotek, sarana perdagangan umum, sekolah, taman serta perusahaan besar. Di zona ini, terdapat akses transit regional berupa sedikitnya satu stasiun transportasi publik.

Ketiga, zona bersepeda 15 menit. Di area ini, terdapat berbagai fasilitas budaya, layanan medis, dan pendidikan tinggi. Selain itu, ada juga taman dan perusahaan yang lebih besar. Di zona ini, tersedia transportasi publik untuk kepentingan antar kota.

Bung Rino menjelaskan, penerapan konsep kota 15 menit akan melahirkan apa yang disebutnya sebagai kota polisentris. Konsep setiap orang dapat pergi kemanapun mereka mau untuk memenuhi kebutuhan, dengan waktu perjalanan kurang dari satu jam.

‘’Dengan memiliki kota polisentris, kita dapat menumbuhkan kembali kohesi sosial kawasan perkotaan,’’ sebut Bung Rino, pemuda berdarah Ternate Jawa ini.

Bung Rino juga menyebutkan anak-anak muda harus duduk bersama membangun Kota Medan yang cerdas, religius, serta penguatan UMKM.

‘’Setiap kelurahan dan kecamatan harus diberi pelatihan, pendampingan bagaimana membangun produk unggulan UMKM serta bantu pelaku UMKM agar produknya bisa di jual di warung atau mini market, bukan pada saat even tertentu saja,’’ tandas Bung Rino yang menjabat Sekretaris Projamin (Professional Jaringan Mitra Negara) Sumatera Utara ini.(m29)

Waspada/Ist
Sekretaris Projamin Sumut, Rinno Hadinata menawarkan “Konsep Kota 15 Menit” untuk Kota Medan.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE