Scroll Untuk Membaca

Medan

Cairkan Sertifikasi Dengan Sertifikat Pelatihan Beratkan Guru

Cairkan Sertifikasi Dengan Sertifikat Pelatihan Beratkan Guru
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Pengamat Pendidikan Sumut Ali Nurdin MA,(foto) Kamis (18/1) menyebutkan kebijakan Mendikbud RI, Nadiem Makarim terkait pencairan dana sertifikasi guru yang wajib melampirkan 1 sertifikat pelatihan 20 JP tahun 2024 ini, sangat memberatkan guru.

“Bukan hanya bikin ribet tapi membuat guru makin stres. Sejak Mendikbud Nadiem Makarim membuat berbagai kebijakan dan regulasi tentang pendidikan termasuk pembinaan dan peningkatan mutu pembelajaran & guru, membuat para guru makin stres karena terbebani dengan berbagai macam tuntutan Administrasi,” kata Ali Nurdin.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Kata dia,  Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Platform Merdeka Mengajar (PMM), Program Calon Guru Penggerak (CGP), Sekolah Penggerak, Pengembangan Proyek Profil Pelajar Pancasila (P5), Pengelolaan BOS yang mengharuskan kepsek  mengikuti Program belanja di SIPLAH (Sistem Pembelanjaan Sekolah), Pendidikan Profesi Guru (PPG), Program PPPK yang carut marut, dan berbagai program yang mengatasnamakan untuk perbaikan dan peningkatan mutu guru tetapi justru sebaliknya menjadikan guru semakin terbebani.

“Apalagi ada program yang mewajibkan guru mendapatkan satu sertifikat untuk satu semester yang berpola minimal 20 JP untuk pencairan tunjangan profesi (sertifikasi),” ungkap Ali Nurdin.

Dalam pandangannya, hal ini  akhirnya membuat para guru disibukkan dengan Diklat, seminar, workshop, webiner baik daring maupun luring, zoom, dan macam macam hanya mengejar sertifikat, bahkan rekayasa piagam, sertifikat, berbagai lembaga melakukan workshop dan pelatihan dan tidak sedikit juga yang berbayar apalagi guru disuatu sekolah menjadi guru pamong bagi mahasiswa yang lulus PPG atau guru yang PPG dalam jabatan, akhirnya siswa dan kelas terlantar karena gurunya sibuk dengan kegiatan kegiatan administrasi.

“Guru mau tidak mau terpaksa melakukan itu karena rasa takut kalau tunjangan profesinya tidak dicairkan. Jadi sekarang guru lebih banyak berkutat Katik pada kegiatan administrasi daripada kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebenarnya guru itu tenaga edukatif bukan tenaga administratif,” ujarnya.

Lanjut Ali Nurdin, saat ini tugas pokok dan tugas utamanya  mengajar dan mendidik hanya sambilan.

Pagi, siang, malam di depan laptop, tingkat stresnya sangat tinggi, beban mental dan tekanan psikologisnya luar biasa. Akhirnya program program yang dibuat mas menteri justru kontra produktif.

“Hampir semua program yang dibuat Mas Menteri itu tidak lepas dari proyek proyek di Kemendikbud, hasilnya tidak berkorelasi secara signifikan terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

“Semoga bergantinya kepemimpinan Indonesia di tahun 2024 semua kebijakan Mendikbud ini harus dikaji ulang. Bahkan kalau boleh memberi nilai, program program pendidikan selama Nadiem Makarim bisa dikatakan gagal,” pungkasnya.(m22)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Respon (126)

  1. Lihatlah ke bawah tidak dipungkiri, guru lebih banyak berkumpul di kantor, murid terabaikan. Apa alasannya? Bukan karena guru malas mengajar tapi sibuk mengisi pmm. Banyak kendala yang dihadapi guru diantaranya, tidak semua guru menguasai ict, otomatis mereka harus banyak bertanya dan membutuhkan guru lain yang sudah paham. Kendala lainnya apabila dikerjakan di rumah terutama di pedesaan jaringan internet kurang bagus sehingga menghambat pekerjaan sedangkan waktu dibatasi. Bagi mereka yang sudah tua jelas tugas ini sangat berat, tidak menutup kemungkinan bagi yang kondisi fisiknya kurang sehat tekanan darah jadi naik. Dan itu terjadi di tempat saya kerja. Tolong pak mentri pertimbangkan lagi, agar semua guru lebih fokus mengajar sehingga kualitas pendidikan meningkat.

  2. Setuju, kapan guru bisa bersama keluarga pagi siang malam tidak ada istirahat.. smoga PGRI mau memperjuangkan hak guru yg sekarang terbebani dengan banyaknya administrasi yg akhirnya tidak hanya siswa yg terkena imbasnya keluarga juga terabaikan , terima kasih salam guru Indonesia

  3. Setuju, kapan guru bisa bersama keluarga pagi siang malam tidak ada istirahat.. smoga PGRI mau memperjuangkan hak guru yg sekarang terbebani dengan banyaknya administrasi yg akhirnya tidak hanya siswa yg terkenal imbasnya keluarga juga terabaikan

  4. Sekarang yg katanya guru berprestasi yg dijadikan sbg mentor jarang masuk kelas, krn sibuk keluar sekolah, siswa tinggal disuruh belajar sendiri, dan guru yg lain sibuk mengurus administrasi, utk mengisi ekinerja. Mmg tingkat stres guru lbh tinggi sekarang ini, tp hak²nya banyak yg diabaikan, contohnya saja 50% tunjangan sertifikasi pada gaji ke 13 2023 tdk diberikan. Padahal baru kali ini guru dpt gaji 13 beserta tunjangan sertifikasi walaupun 50%. Padahal struktural yg dikantor selama ini gaji 13 dan thr nya disertai tunjangan kinerja. Miris sekali nasip guru, pemerintah selalu memandang sebelah mata, selalu menganggap jadi guru itu gampang, jd utk apa diberi tunjangan yg memadai, padahal tanpa guru saya rasa para pejabat di indonesia ini tdk ada. Sediiihhh.

  5. Bgitulah kalau pembuat kebijakan di dunia pendidikan bukan dari orang faham tentang Pendidikan.
    Nadin hanya tau bisnis dan untung rugi.

  6. Saya sangat setuju dengan pendapat pa Ali… Saya ingin mengusulkan ke mas Mentri, bagaimana kalau mas Mentri mencoba menjadi guru di daerah yang agak terpencil, dan merasakan hal hal yang dirasakan oleh guru guru , coba 3 bulan saja, biar tahu permasalahan di kalangan bawah sehingga ketika membuat peraturan bisa mengena …

  7. Betul sy sangat setuju pendapat bapak, yg jelas guru sibuk sendiri dan murid dibiarkan belajar sendiri. Belum tentu mereka yg banyak sertifikat dan sering webiner jago pula dlm mengajar. Membuat media pelajaran dengan berbagai metode hanya klo mau di video dan diupload untuk bukti unggah, tetapi hari hari biasa justru murid hanya disuruh mengerjakan lembar kerja sendiri, sementara gurunya sibuk webinar, baik sebagai penyaji maupun sebagai peserta.

  8. Guru sekarang bukan mengutamakan mengajar ataupun proses pembelajaran, tetapi sibuk dengan laptop dan hp tak mengenal waktu

  9. Aturan aja yg banyak,,,tolong sejahterkan lagi guru sertifikasi non PNS,,,tak adakah kebijakan kenaikn gaji dri 1.500rb per bulan dgn tambahan yg lebih tinggi

  10. Setuju Pak Nurdin, karena tupoksi Guru bukan mengerjakan Administrasi yang komplek dan ribet serta ada kepentingan Bisnis aplikasi sehingga meninggalkan tugas utamanya yaitu mendidik dan mengajar Anak Bangsa yang berkarakter.

  11. Betul sekali itu pak, saya sendiri sbg guru jg kepala srkolah , tugas giuru sekarang ini yg mo 1 bukan lagi mengajjar melainkan sbg administrator , banyak kebijakan baru yg sosialisasinya tidak jelas bahkan tidak ada sehingga pelaksanaannya gagal paham dan banyak guru yg stres , kami sbg guru berharap agar kebijakan2 tsb dikurangi agar kami bisa lebih fokus mengajar tq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE