MEDAN (Waspada): Kasus Monkeypox di Indonesia terus mengalami penambahan. Untuk mencegah ini, Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) melakukan pencegahan dengan melakukan pengawasan ketat di pintu masuk Sumut. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut, dr. Alwi Mujahit Hasibuan, M. Kes kepada Media pada Jumat (27/10).
“Kita akan melakukan peningkatan kewaspadaan, terutama di pintu masuk, bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Kementerian kesehatan sudah menyampaikan edaran ke seluruh jajaran dan diharapkan survailens bisa lebih ditingkatkan sebagai bagian dari kewaspadaan terhadap monkeypox tersebut,” jelas Alwi Mujahit.
Respon menghadapi Krisis/ bahaya virus monkeypox ini tentunya membutuhkan focus utama yaitu masyarakat harus memiliki wawasan dan edukasi yaitu komunikasi resiko
monkey Pox.
Dikatakan Kabid Pencegahan dan pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumut, Novita Saragih, edukasi yang perlu diketahui oleh masyarakat antara lain adalah hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus, termasuk hewan yang sakit atau ditemukan mati di daerah dimana cacar monyet terjadi.
Kemudian sebutnya hindari kontak dengan bahan apapun seperti tempat tidur yang pernah bersentuhan dengan hewan sakit. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin beresiko terinfeksi. Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan dan manusia yang terinfeksi, gunakan APD dan memasak daging dengan benar dan matang.
Sedangkan tambah Novi, Pilar pencegahan monkey Pox ada 4 yaitu
- Deteksi
- Perlu jangkauan Testing
- Vaksinasi dan
- Public dan Society outreach
Di Medan sendiri, Kadis Kesehatan Kota Medan, Dr Taufik Ririansyah mengatakan untuk Medan pada saat ini pihaknya berupaya melakukan pencegahan, yang dilakukan adalah sosialisasi tentang penyakit mongkey pox dan cara penularannya yang ditujukan kepada sasaran populasi kunci dan pasangan berisiko HIV.
Sementara itu, Kemenkes menyebutkan bahwa hingga Rabu malam 25 Oktober 2023, kasus konfirmasi monkeypox di Indonesia mencapai 14 kasus. Dari 14 kasus tersebut di antaranya berada di Tangerang sementara sebagian besar berada di DKI Jakarta.(cbud)