DELI SERDANG (Waspada.id): Sejumlah dosen dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) Negeri dan swasta di Sumatera Utara kembali melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Ke-II dengan tema “Pengembangan Desa Tumpatan Nibung Menjadi Desa Wisata Tanggap Perubahan Iklim (Agroekuedutourism)”.
Acara akan digelar pada Sabtu, 25 Oktober 2025, bertempat di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program pertama bertema “Desa Tanggap Perubahan Iklim: Ayo! Bersama Menghadapi Perubahan Iklim, Aksi Nyata untuk Masa Depan Berkelanjutan” yang telah sukses dilaksanakan sebelumnya pada 13 Februari 2025 di lokasi yang sama.
Program lanjutan ini diharapkan dapat memperkuat hasil capaian kegiatan tahap pertama dengan fokus pada implementasi konsep agroekuedutourism yang berkelanjutan di tingkat desa.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Yayasan Cendekia Hijau Indonesia dan Komunitas Daun Kaktus Cendekia, dua lembaga yang berfokus pada riset, edukasi lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.
Kedua lembaga tersebut didirikan oleh Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.P., yang juga menjadi founder dan penggerak utama kegiatan kolaboratif ini.
Dosen yang terlibat berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Sumatera Utara, antara lain Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Imelda Medan, Universitas Al Washliyah Medan, Universitas Tjut Nyak Dhien, Universitas Prima Indonesia (UNPRI), STIE Bina Karya, Universitas Asahan, Universitas Al Washliyah Medan, Universitas Methodist Indonesia, Akademi Teknik Indonesia Cut Meutia, Universitas Katolik Santo Tomas, dan Universitas Satya Terra Bhinneka.
Kegiatan ini juga didukung oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Persatuan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI).
Program pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa agar mampu mengelola potensi lokal berbasis lingkungan, pertanian, dan wisata edukatif berkelanjutan.

Melalui konsep agroekuedutourism, masyarakat didorong untuk aktif menghadapi dampak perubahan iklim sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui pengembangan potensi wisata desa.
“Program ini bukan hanya kegiatan akademik, tetapi juga bentuk nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan desa tangguh iklim. Kami ingin Desa Tumpatan Nibung menjadi model penerapan konsep wisata agro-edukatif yang ramah lingkungan di Sumatera Utara,” ujar Prof. Nurhayati.
Kegiatan akan berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, dengan melibatkan dosen, mahasiswa, perangkat desa, masyarakat desa yang tergabung dalam komunitas Agro Saka Milenial yang diketuai oleh Bapak Jailani, serta masyarakat setempat melalui pelatihan, sosialisasi, dan aksi lingkungan bersama.
Dengan semangat “Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi untuk Desa Berdaya dan Tangguh Iklim”, kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi akademisi dalam mendukung pembangunan desa berkelanjutan dan memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Harapannya ke depan, masyarakat umum dan dunia pendidikan dapat bersama-sama menciptakan Desa Tanggap Perubahan Iklim serta berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa dengan memproduksi sayur sehat, beras sehat, kompos, dan ekoenzim, di samping terus mengembangkan kegiatan edukasi tentang perubahan iklim yang berkelanjutan. (id23)