Scroll Untuk Membaca

Medan

Cetak Lulusan Siap Kerja, Urgensi Pendidikan Vokasi Semakin Terlihat

# Direktorat Mitras DUDI-Polmed Gelar Bootcamp Media

Cetak Lulusan Siap Kerja, Urgensi Pendidikan Vokasi Semakin Terlihat
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Pendidikan Vokasi dapat menjadi tren ke depannya. Namun tentu dengan banyak catatan yang perlu dibenahi. Semua tergantung sinergitas lembaga pendidikan, dunia industri dan kebijakan pemerintah. Urgensi pendidikan vokasi memang makin terlihat. Jika pendidikan vokasi maju, kesempatan anak bangsa untuk memasuki dunia kerja atau gerbang ke dunia industri lebih terbuka lebar.

Anak-anak bangsa akan tumbuh menjadi tenaga-tenaga ahli yang diperhitungkan. Jika visi ini terwujud di masa depan. Demikian terungkap dalam acara Bootcamp Media di Hotel Grand Mutiara, Berastagi, Kabupaten Karo, Sabtu (28/9) yang digelar Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kemendikbud dan Politeknik Negeri Medan (Polmed) serta Politeknik Wilmar. Selain diskusi, acara itu juga bagian dari penguatan program fasilitasi kemitraan 2024.

Hadiri Ketua Konsorsium Ekosistem Kemitraan Berbasis Potensi Daerah Sumatera Utara, Dr. Surya Dharma, ST, MT, Direktur Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, Dr. Ir. Jenny Elisabeth, MS. Kemudian, Tim Pakar Mitras DuDi Kemendikbud juga sebagai dosen tetap Politeknik Negeri Medan, Dr. Ing. Heru Pranoto, S.T dan menghadiri narasumber dari Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin.

Ketua Konsorsium Ekosistem Kemitraan Berbasis Potensi Daerah Sumatera Utara, Dr. Surya Dharma, ST, MT, mengungkapkan bahwa pendidikan vokasi di Perguruan Tinggi masih menjadi pilihan kedua. Tapi, mahasiswa yang dihasilkan siap bekerja sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

“Pendidikan Vokasi sampai saat ini, menjadi pilihan nomor kedua, kita jalan-jalan ke Bandara itu, adalah mantan mahasiswa banyak menjadi bekerja pengatur parkir pesawat vokasi, bahkan mengatur penerbangan pesawat,” sebut Surya.

Surya mengatakan dalam melakukan sosialisasi dan memberikan pengetahuan tentang pendidikan vokasi, diperlukan kolaborasi bersama jurnalis dan wartawan, dalam menyebarkan pendidikan vokasi kepada masyarakat.

“Kita perlu pemberitaan media massa, gaung vokasi harus masif sampai ke masyarakat. Masyarakat perlu memahami bagaimana pendidikan vokasi. Apa yang diterima masyarakat, seperti yang kita harapkan lah,” jelas Surya.

Surya mengatakan dalam kurun satu tahun belakangan ini, pihaknya melakukan penelusuran data dari BPS dan di lapangan untuk dilakukan kajian dalam perkembangan pendidikan vokasi. “Dalam satu tahun kita melakukan riset lah, kita melakukan penelusuran data, banyak data dari BPS dan kunjungan di lapangan, kita lakukan analisis,” ujar Surya.

Sementara itu, Tim Pakar Mitras DuDi Kemendikbud, Dr. Ing. Heru Pranoto, S.T, mengatakan mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi atas diselenggarakan kegiatan ini, karena dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi bersama media dan jurnalis kedepannya dengan baik. Sehingga tercipta gagasan dan inovasi.”Terus membangun ekosistem kemitraan,” sebut Heru, yang juga sebagai dosen tetap di Polmed.

Heru mengungkapkan bahwa tahun 2024 ini, ada program riset berdikari dan inovasi. Sehingga diharapkan tercipta riset dan inovasi sesuai kebutuhan masing-masing daerah kedepannya.”Tahun depan kita panen inovasi, apa sih kebutuhan daerah, akan kita implementasikan. Misalnya, Sumut ini butuh inovasi di bidang perkebunan , Sumut memerlukan inovasi yang akan diangkat dari Polmed Medan, Wilmar dan USU. Saya mohon kepada rekan-rekan media dapat mempublikasikan inovasi tersebut,” kata Heru.

Sementara Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin sebagai narasumber sesi kedua dalam diskusi dengan jurnalis tersebut mengatakan, peran media begitu besar dalam mensosialisasikan pendidikan vokasi sampai ke masyarakat.

”Kolaborasi media dengan lembaga akademik harus dibangun secara intens. Wartawan juga perlu jemput bola mengangkat berita-berita menarik dari pendidikan vokasi.Peran media sangat besar dalam membumikan pendidikan vokasi di Indonesia,” katanya.

Dia mengakui pendidikan vokasi kurang dilirik masyarakat. padahal jika ditelaah pendidikan vokasi mampu menyiapkan lulusan kompeten yang relevan sesuai kebutuhan industri. peluang pendidikan vokasi di dunia industri sangat terbuka lebar.

Karena industri di Indonesia akan diarahkan ke industri lapangan kerja dengan keterampilan menengah dan tinggi. Disamping itu, pemangku kebijakan juga harus sinergi dalam pengembangan pendidikan vokasi.(m19)

Waspada/Ist

Teks foto: Direktorat Mitras DUDI dan pimpinan Polmed dan Politeknik Wilmar foto bersama peserta Bootcamp Media di Hotel Grand Mutiara, Kabupaten Karo.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE