MEDAN (Waspada): Pergerakan Mahasiswa dan Pemuda Sumatera menggelar aksi unjukrasa di depan Markas Besar Poldasu, Jl SM Raja Medan, Kamis (13/07). Mereka menyoroti Galian C Tanah Putih di Kabupaten Asahan.
Kordinator Lapangan Ridho Ansyah M dalam orasinya menyebutkan, dengan beredarnya informasi di tengah publik, pihaknya menyoroti Galian c Tanah Putih dan mendapatkan lokasi penimbunan materialnya yang berada di Jalan Sigura-gura Km 2 Desa Aek Songsongan Kec. Aek Songsongan Kabupaten Asahan.
“Inilah yang menjadi kajian penting bagi mahasiswa dan pemuda atas dampak buruknya bagi masyarakat yang melintas,” ujarnya.
Disebutkannya, truk curah (dump truck) yang digunakan untuk melansir Tanah Putih tersebut dari lokasi Galian ke tempat penampungan sementara berbondong-bondong dan melaju tanpa memikirkan kalau pengguna jalan yang lain kewalahan karena debu Tanah Putih yang telah meresahkan dan mengakibatkan sesak dada.
Apalagi, kalau saat truk curah keadaan kosong yang harus mengejar target dan dipacu kencang. Sehingga mengakibatkan masyarakat kewalahan dan sampai-sampai harus turun beram sampai ada yang masyarakat terjatuh.
“Maka dari itu kami yakin bahwa aparat Kepolisian Sumut mampu menegakkan hukum sesuai pada amanat Undang-undang,” katanya,
Mereka juga menyampaikan pernyatataan sikap meminta dan mendesak Kapolda Sumatera Utara untuk memanggil pemborong Galian C Tanah Putih yang berlokasi di Jalan Sigura-gura Km 2 Desa Aek Songsongan Kec. Aek Songsongan, Kabupaten Asahan.
“Kami juga Meminta aparat kepolisian Sumatera Utara untuk monitoring terkait adanya beroperasi Galian C Tanah Putih, karena kami menilai truk curah yang mengangkut Tanah Putih melebihi tonase, sehingga mengakibatkan jalan lintas Sigura-gura semakin rusak parah,” katanya.
Kemudian, meminta Kapoldasu segera memanggil Kapolres Asahan, Kapolsek Bandar Pulau karena diduga tutup mata terkait beroperasnya Galian C Tanah Putih yang berlokasi Jalan Sigura-gura Km 2 Desa Aek Songsongan.
Mereka tak lupa meminta dan mendesak pemborong Galian C Tanah Putih untuk bertanggung jawab, karena mereka menilai bebasnya beroperasi hingga tidak memikirkan masyarakat yang melintasi di jalan Sigura-gura. (cpb/rel)