MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi berpesan agar Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan agar terus berbuat. Harus lebih baik dari hari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari hari sekarang.
Hal ini diungkapkan Gubernur Edy di Hari Ulang Tahun (HUT) UPTDK RSU Haji Medan ke 31 tahun, di Lapangan Parkir UPTDK Khusus RSU Haji Medan, Jalan Rumah Sakit Haji Desa Medan Estate Kecamatan Percut Seituan, Senin (5/6).
“Diusia 31 usia tahun itu tidak usia yang pendek. Kita tidak berbicara ke belakang kita berbicara ke depan. Rencanakan ini satu kegiatan untuk pelayanan rakyat karena kita memerlukan ini,” kata Edy
Saat ini, tambah Edy harus meningkatkan RSU Haji Medan menjadi 5 tower ke depan. Memang hal itu rencana Edy yang lalu. “Tapi ada persoalan administrasi, dokumen dan terhenti dengan kegiatan-kegiatan tentang covid dan semuanya . Ditanah 6 hektare ini bisa di desain dengan baik untuk kepentingan rakyat itulah dulu pendahulu-pendahulu kita menciptakan yayasan ini akibat peristiwa Mina,” tegasnya.
Disebutkan Edy, rencana pembangunan tower ini terus berjalan hingga dua bulan lagi. Untuk kesiapan pembangunan ini memang tergantung anggarannya. Tapi Edy meyakinkan pasti pembangunan dapat tercapai.
“Disebutkan juga akan menjadi RS Syariah, ini akan menjadi pelayanan kita. Pelayanan ke masyarakat dan arahnya ke sana. Misalnya tower perempuan hanya boleh perempuan gak boleh masuk laki-laki,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Direktur RS Haji Medan Rehulina Ginting mengatakan terkait penambahan 5 tower ini merupakan program panjang. Dimana nanti terdapat front office, ada bangunan UGD dan ada towernya lagi. Pelayanan terpadu juga akan memiliki tower.
“Kalau yang selesai saat ini baru satu tower yakni rawat inap. Anggaran kita belum ada jadi tahun ini belum selesai. Insya Allah 2025 akan ada pembangunan tower kedua dan ketiga. Jadi penambahan tower sampai 5 ini program panjang,” ujarnya.
Saat ditanyakan mengenai RS Syariah, di ungkapkan Rehulina akan berbentuk pelayanan dimana nanti perempuan dilayani oleh perempuan dan laki-laki dilayani oleh laki-laki sehingga aurat itu tidak nampak oleh perempuan dan sebaliknya.
“Sudah kita mulai tata kedepan. Memang ada kekurangan SDM yang harus kami lengkapi. Karena untuk menerapkan ini ada penilaian dari Jakarta. JAdi kami dilengkapi dulu untuk penilaiannya. Insya Allah tahun ini ya,” tandasnya. (cbud)