MEDAN (Waspada): Saat ini selain kondom ada metode baru mencegah tertular HIV yaitu metode pengobatan pre-exposure prophylaxis (PrEP).
Di Indonesia sendiri, metode pengobatan ini sudah berlangsung dibeberapa Kota, dan awal tahun 2024 rencananya ada 3 Puskesmas di Medan akan memiliki pelayanan pengobatan PrEP ini.
“Awal tahun 2024 mendatang kita akan ada layanan PrEP ini yaitu kita pilih di 3 Puskesmas dulu diantaranya Puskesmas Teladan, Helvetia dan Sunggal,” ungkap
Emilda SKM, pemegang program Pengelolaan HIV AIDS Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan pada saat menjadi narasumber di Pertemuan Mitra Stakeholder dan Civil Society Organization (CSO) di Hotel Antares pada Sabtu (4/11).
Pada kegiatan yang diinisiasi Yayasan Peduli Anak dengan HIV AIDS (YP ADHA) Kota Medan itu, Emilda menyebutkan meski dari pusat ia diminta untuk menghadirkan 20 Puskesmas dengan layanan PrEP ini namun ia hanya mengusulkan 3 Puskesmas saja. Ia menekankan dengan 3 Puskesmas ini jika ternyata pasien untuk PrEP ini banyak maka pihaknya akan melakukan penambahan lagi.
Untuk stok PrEP ini rencananya juga akan baru di drop ke Pemerintah Provinsi pada Januri 2024 namun sebutnya jumlah akan banyak.
“Stok PrEP ini akan banyak sesuai dengan jumlah Orang Dengan HIV (ODHIV) yang tercatat ke kita yaitu 6 ribuan dosis dan itu datangnya bertahap,” tegasnya.
Layanan PrEP ini juga sudah disosialisasikan seperti pelatihan penggunaan PrEP dan juga sosialisasi ke pihak pihak terkait atau orang berisiko tertular HIV AIDS.
Dalam paparannya yang dihadiri diantaranya Yayasan Medan Plus, Yayasan Galatea, IPPI Sumut, Perempuan Hari ini, PEKA Sumut, PESAT, PKBI Sumut, Cangkang Queer, JIP Sumut dan sejumlah CSO lainnya itu, bahwa kelompok sasaran PrEP itu ada 6 yakni Wanita Pekerjaan Seks (WPS), Waria atau transgender, Penasun, Pasangan ODHIV, dan pasangan resiko tinggi.
” Jadi PrEP ini tidak diperuntukkan untuk semua orang melainkan untuk orang berisiko tinggi tertular HIV dengan pemberiannya dalam bentuk paket pencegahan yang komprehensif,” Ujat Emilda lagi sembari menegaskan bahwa PrEP ini tidak bisa mencegah penularan IMS sehingga pemakaian kondom tetap dianjurkan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Peduli Anak Dengan HIV/AIDS (YP ADHA), Saurma MGP Siahaan, mengatakan kegiatan pemberian edukasi soal progtam PrEP ini sangat erat hubungannya dengan penanganan anak dengan HIV AIDS.
“Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penanganan anak dengan HIV AIDS karena itu adalah segaris. Dengan kegiatan ini Mitra Stakeholder dan CSO bisa bersinergi dalam penanganan penyakit HIV AIDS,” tandas Saurma.(cbud)