Medan

Di Tengah Reruntuhan Banjir Aceh Tamiang, KH Zulfiqar Hajar Hadir Menguatkan Iman Dan Harapan Warga

Di Tengah Reruntuhan Banjir Aceh Tamiang, KH Zulfiqar Hajar Hadir Menguatkan Iman Dan Harapan Warga
Ulama kharismatik Sumatera Utara, KH Zulfiqar Hajar, Lc. Waspada.id/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Banjir besar yang melanda Desa Menang Gini, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, tak hanya menyapu ratusan rumah dan harta benda warga, tetapi juga mengguncang keteguhan batin masyarakat yang kini hidup dalam keterbatasan.

Di tengah situasi itu, kehadiran ulama kharismatik Sumatera Utara, KH Zulfiqar Hajar, Lc, menjadi penguat jiwa bagi warga yang tengah diuji musibah.

Pimpinan Pondok Pesantren Islam Terpadu Jabal Noor, Majelis Taklim Jabal Noor, sekaligus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Jabal Noor ini turun langsung ke lokasi bencana untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa makanan, pakaian, dan perlengkapan ibadah yang sangat dibutuhkan warga, Senin (29/12), dan siaran persnya diterima di Medan, Selasa (30/12).

Didampingi istri beliau Hj Siti Madruroh, Lc, besan Ir H Erwin Afrizal, MM bersama istri Hj Rossy Normilia Pasaribu, serta rombongan jamaah haji KBIH Jabal Noor, KH Zulfiqar memilih hadir langsung di tengah lumpur dan sisa-sisa reruntuhan rumah warga, bukan sekadar mengirim bantuan dari jauh.

Air Mata Ulama Pecah di Tengah Derita Warga

Pemandangan kehancuran yang terlihat di Desa Menang Gini membuat suasana menjadi haru. Ratusan rumah warga dilaporkan hanyut atau rusak berat, ladang pertanian tak lagi bisa diolah, dan sebagian besar warga kehilangan sumber penghidupan.

Saat mendengar langsung kisah penderitaan warga, KH Zulfiqar beberapa kali tampak meneteskan air mata. Suaranya terdengar parau saat berbicara di hadapan warga yang berkumpul.

“Saya sedih melihat rumah kalian hilang ditelan banjir. Kalian tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tapi juga masa depan. Karena itu, kalian berhak mendapatkan rumah baru dan kehidupan yang lebih baik,” ucap ulama lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.

KH Zulfiqar menilai bencana yang melanda Aceh Tamiang dan sejumlah wilayah lain di Sumatera memiliki dampak yang sangat luas dan berat.

Oleh sebab itu, ia kembali menyerukan agar pemerintah pusat tidak menunda penetapan status Bencana Nasional, agar proses pemulihan dan pembangunan kembali dapat dilakukan lebih cepat dan menyeluruh.

Namun lebih dari itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan musibah ini sebagai panggilan kemanusiaan bersama.

“Kita ini satu Indonesia, satu tumpah darah. Jangan biarkan saudara-saudara kita di sini berjuang sendiri. Uluran tangan sekecil apa pun akan sangat berarti,” ujarnya.

Selain menyerahkan bantuan, KH Zulfiqar juga menyempatkan diri menyampaikan tausiah singkat kepada warga. Ia mengajak masyarakat untuk tetap tabah, sabar, dan bertawakal kepada Allah SWT, seraya meyakinkan bahwa setiap ujian pasti disertai hikmah.

“Ini ujian keimanan dan ketakwaan. Setiap orang yang mengaku beriman pasti akan diuji. Tapi yakinlah, setelah kesulitan pasti ada kemudahan,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan agar warga tetap menjaga akidah di tengah kondisi sulit, serta tidak mudah tergoda oleh berbagai tawaran bantuan yang dapat menggoyahkan keyakinan.

Kisah Heroik Warga Penyelamat Sesama

Dalam kunjungan tersebut, KH Zulfiqar turut menyambangi salah seorang jamaahnya, H Iskandar, yang menjadi korban banjir saat berupaya menyelamatkan warga lain. Saat air mulai naik, H Iskandar mengajak warga mengungsi ke rumahnya yang berada di dataran lebih tinggi.

Namun saat banjir besar datang, ia justru terjebak bersama beberapa warga lain dan harus bertahan di atas batang pohon setinggi lebih dari tiga meter selama dua hari dua malam di tengah hujan deras.

“Luar biasa. Demi menyelamatkan warga, beliau nyaris menjadi korban banjir. Ini keteladanan yang patut kita contoh,” ujar KH Zulfiqar.

Menutup kunjungannya, KH Zulfiqar mengajak para dermawan, khususnya umat Islam, untuk turut membantu warga terdampak banjir Aceh Tamiang. Menurutnya, kepedulian sosial adalah cerminan iman dan akan menjadi ladang amal yang tak terputus.

“Sebesar apa pun bantuan yang kita berikan, itu akan menjadi kebaikan bagi kita di dunia dan akhirat. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya,” pungkasnya. (id06/rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE