MEDAN (Waspada): Lenny br Damanik meminta perlindungan hukum kepada Panglima TNI, Pangdam I/BB sekaligus memohon agar oknum aparat yang diduga menganiaya anak kandungnya hingga tewas segera ditangkap.
“Anak saya Michael Histon Sitanggang dianiaya hingga tewas, jadi saya meminta perlindungan hukum kepada Presiden Joko Widodo, Panglima TNI dan Pangdam I/BB agar pelaku penganiayaan tersebut secepatnya ditangkap dan diproses secara hukum,” tegas Lenny br Damanik, ibu kandung almarhum Michael, usai acara pemakaman jenazah anaknya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kampung Tapanuli Desa Amplas Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Minggu (26/5).
Usai pemakaman, keluarga korban kembali ke rumah duka di Jl. Kenari 28 Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Seituan.
Sejumlah keluarga korban saat diwawancarai mengungkapkan pada Sabtu (24/5) malam pihak Denpom datang ke rumah duka sekaligus menintai keterangan dari seorang saksi berinisial P yang juga rekan almarhum. Setelah itu petugas Denpom membawa saksi ke Markas Denpom guna dimintai keterangannya lebih lanjut.
Sementara itu Lenny br Damanik menegaskan bahwa saat kejadian anaknya tidak ikut terlibat saat tawuran. “Anak saya hanya menonton. Namun justru dianiaya,” terang Lenny didampingi abang kandung korban bernama Bonny.
Lenny mengetahui anaknya menjadi korban penganiayaan saat dirinya sedang berada di kampung lantaran orangtuanya meninggal.
“Saya dikabari anak bahwa Michael meninggal karena dianiaya. Jumat malam saya langsung pulang ke rumah,” ungkapnya.
Ibu rumah tangga (IRT) itu memohon agar kasus ini terungkap dan pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.
“Pelaku harus dihukum berat. Saya juga meminta perlindungan hukum dari Bapak Presiden Joko Widodo, Panglima TNI, Kapolri, Pangdam I/BB dan Kapolda Sumut,” harapnya mengakhiri.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beberapa jam menahan rasa sakit, Michael Histon Sitanggang ,15, warga Jl. Kenari 28 Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang tewas diduga usai dianiaya oknum aparat.
Informasi yang diperoleh di rumah duka dari kerabat keluarganya dan warga, Minggu (25/5), peristiwa berujung maut yang dialami korban terjadi pada, Jumat (23/5) sekira pukul 16.00 WIB. Saat itu sedang terjadi tawuran antar remaja di atas jembatan rel kereta api Jl. Pelikan Ujung.
Mengetahui adanya tawuran, korban yang duduk di bangku kelas 3 SMP Negeri 29 Medan itu bersama teman-temannya datang ke lokasi untuk menonton tawuran yang sedang berlangsung saling lempar batu.
“Tiba-tiba datang oknum aparat yang hendak membubarkan tawuran sehingga dua kelompok remaja langsung kabur,” ujar warga didampingi keluarga korban.
Korban yang merupakan anak keempat dari 4 bersaudara itu tidak kabur karena tidak ikut tawuran.
“Tiba-tiba oknum aparat tersebut langsung membanting tubuh korban ke bawah jembatan rel kereta api. Tak sampai disitu saja, oknum aparat itu turun ke bawah, lalu diduga mengijak-injak tubuh korban hingga kening dan dadanya terluka. Selain itu korban yang tak sadarkan diri itu juga mengeluarkan kotoran dari anusnya,” timpal keluarga korban.
Usai menganiaya korban, oknum aparat itu meninggalkan lokasi. Rekan-rekan korban Diki dan Putra yang melihat kejadian itu langsung membawanya ke salah satu rumah sakit terdekat namun ditolak pihak rumah sakit. Akhirnya korban dibawa lagi ke rumah sakit yang lain, tetapi juga ditolak. Saat akan dibawa pulang ke rumah, korban sudah tidak bernyawa lagi.
Sejumlah keluarga korba yang diwawancarai di rumah duka mengungkapkan jika almarhum selama hidupnya dikenal baik, ramah dan patuh kepada orangtua dan keluarga. Diungkapkan keluarga, ayah korban, Biator Budiman Sitanggang sudah meninggal pada 2021 silam. Sedangkan kakak korban meninggal pada 2023.
Diungkapkan warga lagi, saat kejadian meninggalnya almarhum, ibunya Lenny br Damanik sedang berada di kampung karena orangtuanya meninggal dan belum dikuburkan. Mengetahui kejadian naas yang menimpa anaknya, Lenny langsung berangkat pulang ke rumahnya.
“Seyogiayanya Michail ini saya ajak ke kampung karena kakeknya meninggal namun korban (Michail) tidak bisa ikut karena akan menghadiri acara perpisahan di sekolahnya,” tutur Lenny Br Damanik.
Warga juga mengaku pada Sabtu malam pihak Denpom sudah datang ke rumah duka guna melakukan penyelidikan. Bahkan, keluarga korban sudah membuat laporan pengaduan di Dem POM I/5
Pantauan di rumah duka, terlihat sejumlah muda/i dari Gereja Katolik memberikan kata-kata pengiburan kepada ibu korban, Lenny br Damanik dan abang almarhum. Tampak ibu korban tak kuasa menahan tangis karena kehilangan anaknya itu.
Sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung AKP Japri Simamora saat dikonfirmasi lewat telepon selulernya mengatakan jika pihaknya sudah mengecek korban di rumah duka.
“Setelah mendapat informasi ada seorang remaja meninggal, kita langsung bergerak ke lokasi dan memintai keterangan saksi-saksi serta melakukan penyelidikan,” ungkapnya.
Saat disinggung apakah pelakunya merupakan oknum aparat, Kanit mengatakan kata warga diduga seperti itu. “Kita sudah mengarahkan keluarga korban untuk melapor ke instansi terkait,” pungkasnya.(m27)