Scroll Untuk Membaca

Medan

Dinkes Kolaborasi Gelar Skrining Tuberkulosis Di Medan

Dinkes Kolaborasi Gelar Skrining Tuberkulosis Di Medan
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan berkolaborasi dengan pihak swasta, termasuk Halodoc, dalam menggelar skrining Tuberkulosis (TB) di berbagai lokasi di Kota Medan. Langkah ini bertujuan untuk menemukan penderita TB secara dini dan mencegah penyebaran penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan serius.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kota Medan, dr Pocut Fatimah Fitri, menyampaikan apresiasinya terhadap keterlibatan sektor swasta dalam program skrining TB. “Kami sangat berterima kasih dengan adanya dukungan Halodoc. Ini menunjukkan kepedulian pihak swasta terhadap program TB,” ujar dr Pocut dalam pernyataannya di Puskesmas PB Selayang II, Jalan Bunga Cempaka No 58 E, Kecamatan Medan Selayang, Selasa (1/10) kemarin.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dinkes Kolaborasi Gelar Skrining Tuberkulosis Di Medan

IKLAN

Ia menekankan bahwa penanganan TB tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan, melainkan harus melibatkan seluruh elemen masyarakat. “TB bukan saja urusan Dinkes ataupun tenaga kesehatan, melainkan harus menjadi perhatian semua pihak,” tambahnya.

Kolaborasi yang dilakukan, lanjutnya, mengadopsi konsep pentahelix, yang melibatkan lima unsur penting yaitu pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media. Skrining TB ini akan dilakukan tidak hanya di Puskesmas PB Selayang II, tetapi di seluruh 41 Puskesmas di Kota Medan. Program skrining telah dimulai sejak 25 September 2024 di Puskesmas Kampung Baru, Sunggal, dan dijadwalkan berlangsung selama 41 hari ke depan.

“Diperkirakan akan ada 6.000 orang yang menjadi target skrining dalam program ini,” kata dr Pocut, menambahkan bahwa upaya deteksi dini ini diharapkan dapat mempercepat penanganan dan pencegahan penyebaran TB di masyarakat.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas PB Selayang II, dr Rasta Abdidharma Tarigan, menjelaskan bahwa skrining di wilayahnya hari ini menargetkan 200 orang, dengan fokus pada warga dengan risiko tinggi seperti penderita diabetes melitus, HIV, dan kontak erat dengan penderita TB.

“Angka TB di wilayah kami cukup tinggi, lebih dari 500 kasus. Dengan skrining ini, kami berharap bisa mendeteksi kasus TB lebih dini agar penderita dapat segera ditangani dan mencegah penularan lebih lanjut,” pungkas dr Rasta.

Program kolaboratif ini diharapkan dapat memperkuat upaya pemerintah dalam menekan angka penyebaran TB di Kota Medan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit tersebut.(cbud)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE