MEDAN (Waspada): Selama tiga hari belakangan ini, Dinas Kesehatan Sumut tidak ada lagi mencatat jumlah petugas penyelenggara Pemilu 2024 yang meninggal dan sakit di Provinsi Sumut.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sumut dr Nelly Fitriani MKes menyampaikan rumah sakit ataupun Puskesmas di kabupaten/kota se Sumut sudah tidak ada melaporkan data penambahan yang meninggal dan sakit.
“Rumah sakit dan Puskesmas dari kabupaten/kota di Sumut sudah tidak melaporkan. Sebab, data yang terbaca data perhari ini jumlahnya tetap sama dari tiga hari yang lalu,” katanya saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (3/3).
Menurutnya, sudah dua minggu pasca Pemilu 2024, rumah sakit dan Puskesmas tidak mendata. “Kalau dilihat dari data yang kami terima, hanya tanggal-tanggalnya saja yang berubah karena laporannya online. Intruksi dari Kemenkes pendataan itu hanya sampai 15 hari setelah pemilihan saja,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diterima wartawan dari Dinas Kesehatan Sumut pertanggal 1 Maret 2024, petugas penyelenggara yang mendapatkan perawatan di rumah sakit dan Puskesmas di kabupaten/kota se Sumut kembali menjadi 370 orang, dan meninggal tujuh orang.
Nelly Fitriani mengatakan dari jumlah tersebut, sebanyak 80 orang harus dilarikan ke rumah sakit dengan rincian 47 orang dirawat, 32 orang sembuh dan satu orang meninggal. Sementara, 290 orang lainnya dibawa ke Puskesmas dengan rincian 155 orang dirawat, 130 orang sembuh dan enam orang meninggal.
Nelly menyampaikan, kelompok yang terkena dampak tersebut terdiri dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu. Di antaranya 23 orang dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), 146 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), 12 orang Linmas, 25 pemilih, 79 petugas, 13 anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Kemudian, 43 orang Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan 29 saksi. “Dari sebaran geografis, terlihat bahwa kabupaten/kota dengan jumlah kasus tertinggi adalah Toba 155 orang, disusul Medan 44 orang, Tanjungbalai 41 orang, Deliserdang 24 orang, Simalungun 20 orang, Asahan 17 orang,” sebutnya.
Ia menambahkan angka itu saat ini berhenti diposisi 370 orang dan tujuh meninggal dunia. “Tujuh orang yang meninggal dari Medan, Langkat, Pakpak Bharat, Dairi, Sergai, Tapanuli Utara dan Binjai,” jelasnya.
Beberapa penyakit yang diderita petugas itu dipaparkannya yakni kebanyakan kelelahan, hipertensi, sakit perut. “Itu akibat kelelahan yang bekerja sampai tengah malam melakukan penghitungan suara. Hal ini juga disebabkan makan tidak teratur sehingga lemah dan dilarikan ke rumah sakit, yang paling banyak hipertensi,” sebutnya. (cbud)
Ilustrasi