MEDAN (Waspada.id): Bencana banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara sejak awal pekan masih berlangsung dan memengaruhi ribuan warga. Untuk data dampak dan wilayah terdampak, masyarakat tetap diarahkan mengacu pada laporan resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut yang menjadi pusat informasi kebencanaan.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Dinkes Sumut) memastikan bahwa respons cepat sudah dijalankan sejak Selasa malam, 25 Desember 2025, guna menjamin layanan kesehatan tetap berjalan aman di tengah situasi darurat.
Koordinasi Intensif Sejak Hari Pertama
Dinkes Sumut mengaktifkan koordinasi dan monitoring 24 jam melalui grup WAG Pusat Krisis Kesehatan Sumut. Melalui sistem ini, laporan dari kabupaten/kota yang terdampak dapat segera diterima untuk kemudian ditindaklanjuti dengan langkah-langkah cepat sesuai kebutuhan.
“Koordinasi real-time sangat penting untuk memastikan kebutuhan di setiap daerah dapat dipenuhi tepat waktu,” Sekretaris Dinkes Sumut, Hamid Rizal Lubis pada Kamis (27/11)
Pengiriman Tim Pendahuluan, Terhambat Akses Jalan
Salah satu langkah signifikan adalah penurunan Tim Pendahuluan Krisis Kesehatan ke Tapanuli Tengah dan Sibolga. Namun hingga Kamis malam, tim tersebut masih tertahan di wilayah perbatasan Kota Padang Sidempuan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan akibat terputusnya akses jalan menuju daerah terdampak.
Meski begitu, Dinkes Sumut tetap memaksimalkan keberadaan tim di titik tersebut dengan membantu koordinasi layanan kesehatan yang dibutuhkan warga di sekitar Padang Sidempuan, salah satu lokasi yang terdampak genangan dan longsor.
Perkuat Armada Penanganan di Wilayah Lain
Selain wilayah pesisir, Dinkes Sumut juga menugaskan stafnya bergabung dalam Tim Regional Krisis Kesehatan yang dikerahkan ke Kabupaten Tapanuli Selatan. Tim tersebut bertugas memperkuat pelayanan kesehatan dasar, melakukan pemetaan risiko, serta memastikan kebutuhan logistik medis terpenuhi.
Bersamaan dengan itu, Tim Pendahuluan Krisis Kesehatan lainnya juga diturunkan ke Kabupaten Langkat, salah satu daerah yang dilaporkan mengalami banjir cukup luas akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.
Semua Fasilitas Kesehatan Diinstruksikan Membuka Posko
Untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan layanan kesehatan, Dinkes Sumut telah menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, RSUD, RS swasta, Puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan primer (FKTP).
Dalam edaran tersebut, seluruh fasilitas kesehatan diminta:
membuka Posko Layanan Kesehatan di daerah terdampak,
mengidentifikasi kebutuhan obat-obatan dan BMHP,
memetakan kebutuhan tenaga kesehatan,
serta melaporkan perkembangan situasi secara berjenjang hingga ke Kementerian Kesehatan.
Kehadiran posko ini diharapkan dapat menjadi pusat layanan bagi warga yang terdampak banjir, terutama mereka yang membutuhkan penanganan terhadap penyakit akibat air kotor, luka, infeksi kulit, atau kondisi darurat lain.
Aktif dalam Rapat Lintas Sektor
Dinkes Sumut juga terlibat penuh dalam rapat koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan sektor terkait lainnya. Rapat ini menjadi forum penting untuk menyatukan langkah antara pemerintah daerah, BPBD, TNI–Polri, serta lembaga dan relawan kemanusiaan.
“Respons bencana ini membutuhkan sinergi. Kami pastikan sektor kesehatan berjalan efektif dan mendukung penanganan keseluruhan,” kata perwakilan Dinkes Sumut.
Situasi Masih Dinamis, Masyarakat Diimbau Tetap Waspada
Dinkes Sumut menyatakan bahwa situasi banjir masih sangat dinamis dan berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cuaca, akses jalan yang terputus, serta peningkatan jumlah warga terdampak menjadi tantangan yang terus dihadapi tim kesehatan di lapangan.
Di akhir keterangannya, Dinkes Sumut meminta doa serta dukungan masyarakat.
“Penanganan ini masih berproses dan membutuhkan kesiapsiagaan bersama. Kami memohon doa agar bencana ini segera berakhir dan kondisi masyarakat pulih seperti sediakala,” ujarnya.(id20)












