MEDAN (Waspada): Komisi E DPRD Sumut mengaku terkejut menyaksikan sendiri mess milik Dinas Kesehatan Sumut yang berada di Parapat, Simalungun, Sumut tak dapat digunakan bahkan ditemukan sejumlah kejanggalan.
“Kita lihat sendiri anggaran untuk mess Dinkes tidak sesuai kualitas, bocor dan berlumut,” kata Ketua Komisi E Edi Surahman Sinuraya, Sabtu (20/5).
Ikut dalam rombongan dalam kunjungan kerja hari Jumat (19/5) itu anggota Parsaulian Tambunan, Penyabar Nakhe, Tia Ayu Anggraini, dan perwakilan dari Dinkes Sumut.
Dijelaskan, berdasarkan amatan, mess yang dibangun itu menggunakan anggaran tahun 2022, bertingkat dua berukuran 7 kali 9 meter dan renovasi gedung yang ada di lokasi itu menggunakan anggaran hingga mencapai Rp 1,6 miliar. Diketahui kondisinya dalam keadaan rusak, yakni atap bangunan tersebut bocor, sehingga tidak layak untuk digunakan.
“Dan itu enggak bisa digunakan karena kalau hujan, banjir, dan bocor,” tuturnya.
Edi juga menyebut, tidak ada juga anggaran yang disiapkan Dinkes Sumut untuk membenahi pagar yang ada di lokasi mess. Hal ini membuat mess terlihat jelek dan seperti tidak dirawat.
“Pagarnya enggak dianggarkan. Jadi bangunan itu terlihat jelek, karena di sekililing bangunan itu amburadul, pagarnya enggak rapi, belakang bangunannya ada bukit-bukit,” sebutnya.
Dari keterangan Kasubbag Umum Dinkes Sumut yang ikut mendampingi mereka ke lokasi, sebut Edi, bangunan itu ditargetkan memiliki penerimaan Rp 10 juta dalam setahun. Menurut Edi, target penerimaan itu sangat kecil mengingat anggaran yang digunakan hingga miliaran rupiah.
“Kami melihat ini masalahnya di perencanaan yang tidak matang, sehingga bangunan terlihat tidak layak,” jelasnya.
Sementara itu, sejumlah anggota Komisi E yang ikut mengunjungi lokasi mess juga mengungkap buruknya kondisi mess itu. Salah satunya soal ventilasi udara yang tidak memadai.
“Masalah-masalah struktur bangunan dan performa bangunan tidak layak. Dimana tidak ada ventilasi udara pada setiap kamar, ruangan kamarnya kecil-kecil,” sebut anggota Komisi E, Parsaulian Tambunan.
Persoalan di mess itu juga disampaikan anggota Komisi E lainnya, yakni Penyabar Nakhe dan Tia Ayu Anggraini. Penyabar menilai kebocoran yang terjadi di gedung itu harusnya diatasi dengan cepat.
Sementara Tia menilai, anggaran yang cukup besar seperti membangun mess yang bermasalah ini harusnya bisa dialihkan untuk menampung layanan kesehatan bagi masyarakat. (cpb)