MEDAN (Waspada): Dalam menjalankan tugasnya menjaga Kamtibmas di dalam negeri Polri perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama dari para tokoh agama. Dan dukungan tokoh agama tehadap Polri di daerah ini dinilai tidak terlepas dari kinerja yang ditunjukkan oleh Kapoldasu Irjen Pol. Panca Putra Simanjuntak, M.Si.
“Dukungan (dari tokoh agama) itu penting. Tapi hal itu tidak datang secara mendadak, namun tidak telepas dari kinerja yang ditunjukkan Kapolda Sumut selaku pimpinan Polri di daerah ini,” ujar Dr Dedi Sahputra, MA dosen Fisipol Universitas Medan Area (UMA), Ahad (11/9) di Medan.
Menurutnya, menjadi penting kemudian bagi jajaran Poldasu untuk menjaga kinerja untuk tetap baik dan bahkan meningkatkan kinerja. “Dengan demikian masyarakat akan semakin merasa terlayani oleh Polri,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan tetap akan berada di belakang Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Semua lembaga pasti ada masalahnya. Namun meninggalkan Polri hanya akan memperburuk situasi di negeri ini.
“Polri juga berat masalahnya. Tapi kita tidak mungkin meninggalkan Polri. Kita harus terus men-support dan berada di belakang Polri,” kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di sela memberikan sambutan Kaderrisasi Wilayah NU Sumatera Utara ke XVIII di Medan, Jumat (9/9/2022).
Negara manapun, termasuk Indonesia, membutuhkan polisi yang solid kuat dan di-support penuh segenap elemen bangsa. “Kalau Polri kita tinggal, maka negara ini akan hancur. Semua memang ada masalahnya. Tapi kita tetap harus berada di belakang Polri, termasuk berada di belakang negara ini,” ujarnya.
Sebagai organisasi yang turut dalam mendirikan negeri, NU juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan NKRI.
“Karena NU ini berada di belakang berdirinya negara ini. NU memiliki tanggung jawab untuk bersama menjaga bangsa dan negara ini,” kata dia.
Agustus lalu, lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei persepsi publik terhadap Polri, pasca mencuatnya kasus pembunuhan Brigadir Yosua oleh mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Hasilnya? Ada penurunan kepecayaan masyarakat kepada Polri pasca peristiwa pembunuhan Yosua. Survei Indikator menyebut pada Mei 2022 kepercayaan masyarakat kepada Polri berada pada tingkat 66,7 persen, namun pada Agustus 2022 atau setelah kasus pembunuhan Yosua muncul ke publik kepercayaan masyarakat kepada Polri menurun menjadi 54,4 persen.
Survei juga mengukur kepercayaan publik pada polisi, dalam penuntasan kasus pembunuhan Yosua.(m05)
Teks;
Kapoldasu Irjen Pol. Panca Putra Simanjuntak, M.Si saat di tengah para tokoh agama. Waspada/ist