Scroll Untuk Membaca

Medan

Elektabilitas Jadi Pilihan PKS Usung Bobby Nasution Di Pilgubsu 2024

PENGAMAT politik dari UINSU, Rholand Muary. Waspada/ist
PENGAMAT politik dari UINSU, Rholand Muary. Waspada/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Elektabilitas Wali Kota Medan, M Bobby Nasution diduga menjadi alasan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung menantu Joko Widodo itu, dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) pada 27 November 2024.

Apalagi beberapa partai politik (Parpol) juga sudah mendukung Bobby untuk maju, yakni PKB, Golkar, Gerindra, NasDem, PAN, Demokrat, dan PPP, sehingga membuat posisi PKS pada awalnya cukup dilematis, karena jarang sekali antara PDIP dan PKS berada dalam koalisi yang sama.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Elektabilitas Jadi Pilihan PKS Usung Bobby Nasution Di Pilgubsu 2024

IKLAN

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sumut (UINSU), Rholand Muary, mengatakan, dukungan PKS ke Bobby Nasution ini juga dinilai cukup riskan untuk mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang digadang-gadang akan ikut kontestasi politik ini.

Sedangkan PDIP yang saat ini masih belum menentukan calon yang diusung pada posisi yang sangat dilematis, karena kader yang mau mereka usung elektabilitasnya masih di bawah Bobby, seperti Nikson Nababan. Belum lagi jika dilihat secara historis, Pilgub Sumut PDIP selalu kalah dan selalu mengusung pasangan calon ‘Pelangi’.

“Sementara untuk Edy Rahmayadi tingkat elektabilitasnya masih tinggi ketimbang Nikson, namun secara ideologis, PDIP punya historis tidak sejalan dengan Edy Rahmayadi. Ini yang jadi pertimbangan untuk kelompok grass root PDIP jika mengusung Edy Rahmayadi dan wakilnya,” kata Rholand kepada Waspada, Minggu (4/8).

Menurutnya, tidak mungkin PDIP mendukung Bobby, mengingat antara PDIP dan keluarga Pak Jokowi hubungannya lagi panas secara politik.

Artinya, partai PDIP akan memberikan pertimbangan apakah mengusung Edy Rahmayadi atau calon lain yang dapat mengimbangi elektabilitas Bobby Nasution.

Ingin Kepastian Lebih Dini

Sementara pengamat politik UMSU Sohibul Siregar, menyatakan bahwa PKS jauh lebih menginginkan koalisi kedua partai ini dalam mengusung pasangan calon (paslon) dalam Pilgubsu 2024.

Meski sesuai regulasi, PDI-P dapat mengajukan paslon tanpa berkoalisi dengan partai lain. Dalam penantian seperti itu, PKS wajar ingin kepastian lebih dini.

“Sedangkan berdasarkan pengalaman empiris dalam beberapa kali Pilgubsu, PDI-P sudah seakan lazim mengajukan paslonnya pada last minutes. Dengan kejadian ini, tentu Edy Rahmayadi sudah menghitung kemerosotan tajam peluangnya memenangi Pilgubsu 2024 tanpa PKS. Katakanlah pintu PDI-P tetap terbuka lebar untuknya. Namun, karena dianggapnya sudah semacam mission impossible, atau dengan ungkapan lain extremely dangerous or difficult mission, maka bisa saja Edy Rahmayadi mengurungkan niat ikut berkontestasi,” ucapnya.

Dengan bertambahnya dukungan PKS ke Bobby Nasution, lanjutnya ada beberapa pihak menganggap akankah Pilgubsu 2024 digelar dengan satu pasangan melawan kotak kosong.

Namun menurutnya, peluang itu tetap kecil. Jauh lebih sulit membayangkan PDI-P menyusul PKS bergabung ke Bobby Nasution dibanding mengusung Paslon sendiri.

“Tetapi, siapapun yang akan diajukan oleh PDI-P, popularitas dan elektabilitasnya pasti jauh di bawah Edy Rahmayadi,” ungkapnya.

Bukan Kesalahan Edy Rahmayadi

Dikatakan Sohibul, dengan berbagai analisis, perginya PKS ke “pangkuan” Bobby Nasution murni bukan kesalahan Edy Rahmayadi. Bukan karena ketidakpiawaian lobi dan komunikasi, melainkan secara imperative dikorbankan oleh orientasi pragmatisme nasional.

“Jangan percaya popularitas dan elektabilitas jadi faktor untuk kontestasi Indonesia betapapun lembaga survei berkoar di sekitar itu,” tegasnya. (h01)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE