MEDAN (Waspada): Komisi Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara (MUI Sumut) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Peran Strategis Ulama & Tokoh Menyongsong Indonesia maju, Sabtu (24/8) di Grand Darussalam, Medan.
Acara ini menghadirkan para narasumber terkemuka dan menghasilkan berbagai rekomendasi penting untuk memperkuat peran ulama dalam membangun bangsa, yakni Prof. Dr. Fachruddin Azmi, MA, Prof. Dr. H.M. Jamil, MA, Prof. Dr. Azhari Akmal Tarigan, MA, Warjio, PhD, Assoc. Prof. Dr. H. Mujahiddin, S.Sos., MSP dengan tim perumus Dr. M. Ridwan Harahap, MA, Dr. Sulidar, MA, Dr. H. M. Tohir Ritonga, Lc. MA dan Prof. Zainuddin, M. Pd.
Dalam diskusi yang berlangsung, para peserta mengidentifikasi sejumlah masalah krusial yang dihadapi umat Islam saat ini, di antaranya
minimnya peran ulama dan tokoh umat dalam kehidupan berbangsa, yang dinilai berada pada situasi darurat.
Krisis kepemimpinan ulama besar di kalangan umat, dengan tidak adanya tokoh yang selevel Syekh Nawawi al-Bantani atau Syekh Yusuf al-Makasari.
Melemahnya, representasi umat dalam sistem politik yang ditunjukkan oleh komposisi keterwakilan umat yang tidak seimbang.
Rendahnya kualitas hidup umat dengan banyaknya yang masih berada dalam kondisi hidup tidak layak, tidak sehat, dan tanpa kemampuan bertahan hidup yang memadai.
Minimnya minat terhadap pembaharuan pemikiran Islam dari lembaga-lembaga Islam, yang lebih berfokus pada aksi nyata dibandingkan pemikiran kritis.
Atas masalah yang dikemukakan itu, diungkapkan rekomendasi kebijakan rekomendasi kebijakan penting untuk memajukan peran ulama dan tokoh umat, yakni:
Pertama, pengaktifan kembali pembaharuan pembaharuan pemikiran Islam sebagai faktor penting perubahan sosial.
Kedua, meningkatkan peran umat dalam isu-isu sosial, seperti lingkungan, pemanasan global, hak asasi manusia (HAM), dan kemiskinan.
Ketiga, memperkuat kualitas as kader ulama termasuk melalui program-program pendidikan dan regenerasi pemikir besar di kalangan umat.
Keempat, memperluas peran umat dalam jabatan pemerintahan, serta meningkatkan budaya menulis dan publikasi ilmiah untuk memperluas gagasan-gagasan Islam.
Kelima, meningkatkan kesadaran zakat dan membentuk program yang memacu semangat jihad di kalangan umat.
Keenam, pengembangan pendidikan generasi muda dengan membuka peluang beasiswa ke luar negeri untuk mencetak ulama dan tokoh masa depan.
Selain itu, para peserta juga menyoroti pentingnya memperkuat jaringan kerjasama untuk mendorong sektor UMKM, serta mengelola isu politik berbasis perpecahan antarumat beragama menjelang Pilkada serentak.
FGD ini diakhiri dengan seruan untuk meningkatkan integritas diri, memperluas upaya kesetiakawanan sosial di kalangan umat, serta mengawal konten keagamaan yang bersifat radikal agar tidak memecah belah masyarakat.
Acara ini menegaskan kembali pentingnya ulama dan tokoh masyarakat untuk berperan lebih aktif dalam pembangunan bangsa, khususnya dalam menyongsong Indonesia Maju.(m22)
Waspada/ist
Ketua Umum MUI Sumut Dr.Maratua Simajuntak bersama pembicara dan panitia foto bersama.