MEDAN (Waspada.id): Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN Sumatera Utara menggelar Sholat Ghaib bagi para syuhada korban banjir yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ibadah tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Dekan III FIS UIN Sumut, Tuan M. Yoserizal Saragih, M.I.Kom, di Masjid Al-Musanif, Kampus IV Jalan Durian Jangak, Tuntungan, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (10/12/2025).
Kegiatan berlangsung khusyuk dengan diikuti para Ketua Organisasi Mahasiswa Internal FIS, meliputi Demaf, Semaf, HMJ Ilmu Sejarah Peradaban Islam (SPI), HMJ Sosiologi Agama (SA), HMJ Ilmu Pemerintahan (IP), dan HMJ Ilmu Komunikasi (IKOM), serta ratusan sivitas akademika lainnya. Para peserta memadati saf masjid untuk memanjatkan doa bersama bagi para korban bencana.
Dalam kesempatan tersebut, Yoserizal menyampaikan bahwa pelaksanaan Sholat Ghaib merupakan bentuk solidaritas civitas akademika terhadap masyarakat yang terdampak banjir di tiga provinsi tersebut. Ia menegaskan bahwa UIN Sumut turut merasakan duka mendalam atas banyaknya korban yang gugur dalam musibah itu.
“Sholat Ghaib ini adalah ungkapan empati dan doa dari keluarga besar FIS UIN Sumatera Utara. Semoga Allah Swt menerima para syuhada dan menempatkan mereka di sisi-Nya dalam keadaan terbaik,” ujar Yoserizal dalam sambutannya.
Selain mendoakan korban bencana, kegiatan itu juga dipersembahkan untuk Almarhum Haji Anif Shah beserta leluhur dan keluarga besarnya. Almarhum dikenal sebagai tokoh yang berkontribusi besar dalam pembangunan Masjid Al-Musanif dan fasilitas keagamaan lainnya di lingkungan UIN Sumut. Melalui doa bersama ini, civitas akademika berharap amal jariyah beliau terus mengalir sebagai pahala yang tidak terputus.
Yoserizal menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sekaligus menjadi bagian dari edukasi religius dan sosial bagi mahasiswa, sejalan dengan kurikulum pembentukan karakter ulul albab yang diterapkan di FIS UIN Sumut. Menurutnya, mahasiswa perlu dibekali nilai empati, kepedulian sosial, dan solidaritas sebagai fondasi moral untuk menyongsong era Indonesia Emas 2045.
“Mahasiswa harus memiliki kepekaan terhadap musibah yang terjadi di tengah masyarakat. Kepedulian seperti inilah yang menumbuhkan karakter mulia dan menjadi modal penting dalam membangun generasi Indonesia yang berakhlak dan siap memimpin bangsa,” ujarnya.
Yoserizal juga menegaskan bahwa Sholat Ghaib dan kegiatan serupa akan terus digelar secara berkelanjutan sebagai bagian dari gerakan pembentukan karakter dan penguatan solidaritas di lingkungan kampus. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai kemanusiaan dan kebersamaan kepada generasi muda.
Kegiatan Sholat Ghaib berakhir menjelang sore dengan suasana penuh ketenangan. Para peserta kemudian meninggalkan masjid dengan tertib, seraya berharap agar masyarakat di daerah terdampak segera bangkit dan mendapatkan perlindungan dalam menghadapi masa pemulihan pascabencana. (id06)
