Scroll Untuk Membaca

Medan

FKM UINSU Advokasi
Penurunan Stunting

Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan berperan dalam program akselerasi penanganan stunting di Sumatera Utara.

Dalam siaran pers yang diterima, Kamis (15/9), sebagai langkah awal, FKM UINSU menjalin Advokasi dan Penguatan Komitmen dengan Pemerintah Daerah dan pihak Swasta dalam upaya akselerasi penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Simalungun pada 13 September dan 14 September 2022.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Kegiatan ini difasilitasi oleh Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara melalui Konsorsium Perguruan Tinggi, Forum Rektor, Kementerian Pendidikan Tinggi (Matching Fund Kedaireka) dan BKKBN. Acara dilaksanakan di Hotel Sapadia Kabupaten Simalungun, pelaksana kegiatan advokasi dan penguatan komitmen adalah Tim dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara: Eliska, SKM., M.Kes, Delfriana Ayu Astuty, SST., M.Kes dan PIC Stunting Kabupaten Simalungun Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes.

Hal ini sesuai dengan surat penetapan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional nomor 21/KEP.DALDUK/D2/2022 menetapkan sebagai Tim Pelaksana Pendampingan Perguruan Tinggi Percepatan Stunting di Kabupaten dan Kota Propinsi Sumatera Utara Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

Dalam sambutannya Wakil Rektor IV UIN Sumatera Utara Bidang Kerjasama, Dr Maraimbang Daulay, MA, menyampaikan dukungan penuh dan terima kasih pada Forum Rektor, Kedaireka, dan Universitas Sumatera Utara yang telah menggagas Deklarasi Komitmen Bersama Akselerasi Stunting di Propinsi Sumatera Utara.

“Disadari bersama bahwa dampak dari pandemi COVID -19 mengancam berbagai sektor kehidupan masyarakat, pemutusan hubungan kerja dan berakibat pada hilangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama makanan bergizi dan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat,” kata Maraimbang.

Dia berharap kolaborasi FKM UINSU ini menjadi salah satu solusi mengatasi stunting di Sumatera Utara.

Dr. Lita Sri Andayani, SKM., M.Kes mewakili Tim Kedaireka USU menyampaikan rasa terima kasih atas respons yang sangat baik dari Pemerintah daerah khususnya kehadiran seluruh OPD dan dinas terkait. melalui advokasi ini nantinya tidak hanya dalam bentuk seminar dan ceramah, tetapi diperoleh policy untuk pemerintah Kabupaten menyusun program kerja mengatasi stunting di Kabupaten Simalungun.

Acara dibuka oleh Bapak Wakil Bupati Simalungun, H. Zonny Waldy, S.Sos., MM. dengan setinggi-tingginya memberikan apresiasi kepada Konsortium Perguruan Tinggi, BKKBN, USU dan UINSU yang menggagas acara ini.

“Dengan tangan terbuka Pemerintah Daerah menyambut baik kerja sama dan siap membantu program kerja dalam bentuk aksi nyata edukasi, pelatihan dan pendampingan sehingga keluarga berisiko memiliki kemampuan secara mandiri memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” kata Zonny.

Ketua Pelaksana Macthing Fund Kedaireka Propinsi Sumatera Utara Dr. dr. Juliandi Harahap, MA., SpKKLP menjelaskan ada 3 penyebab utama Stunting yaitu: 1) Asupan nutrisi yang tidak seimbang. 2) Infeksi berulang. 3) Pola asuh/stimulus yang kurang.

Penderita stunting di masa yang akan datang rentan mengalami penyakit degeneratif sehingga menjadi beban negara. Perguruan Tinggi sebagai Lembaga yang mengemban Tri Darma (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) berperan menggerakkan masyarakat memiliki ketahanan pangan keluarga melalui pemberdayaan upaya kesehatan gizi keluarga dan peningkatan ekonomi keluarga.

Perwakilan Bappeda dihadiri Kabid Sosbud & SDM Rismauli Maretha Silalahi, ST., MT, MSc, memaparkan pihaknya sebagai koordinator bidang Koordinasi, Konvergensi dan Perencanaan Program Stunting di Kabupaten, melakukan analisis situasi untuk mendapatkan masalah dan memberikan rekomendasi.

Hal yang sama disampaikan oleh narasumber dari DPPKB Kabupaten Simalungun Gimrod Sinaga, SKM, MKM percepatan penurunan stunting di Kabupaten Simalungun secara “Marharoan Bolon” melibatkan semua pihak 14 OPD lintas sektor, camat, desa dan tokoh agama/masyarakat.

“Ini menunjukkan keseriusan dan perhatian yang besar terhadap stunting,” kata Sinaga.

Sesi diskusi mendapat masukan dari Satuan Gugus Tugas Stunting Arwin Noviandy. Di ketahui, pengelolaan satu data stunting, pemantauan dan evaluasi merupakan tugas satgas.

Karena masalah stunting tidak terlepas dari perilaku yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun hendaknya FKM UINSU melalui dosen dan mahasiswa merencanakan program untuk merubah perilaku masyarakat: mengakses pelayanan kesehatan, personal hygiene (kebersihan diri), STOP BABS (Buang Air Besar Sembarangan) menjadi sasaran utama Perguruan Tinggi dalam program Kampus Merdeka.

Dalam rangkaian kegiatan ini, Tim FKM UINSU juga melakukan FGD (Focus Group Discussion) Bahan Pangan Lokal yang tersedia dan direncanakan menjadi sumber pangan untuk mencegah stunting.(m19)


Waspada/Ist
WR 4 UINSU Dr Maraimbang Daulay (dua dari kiri) dan Wakil Bupati Simalungun Zonny Waldi (empat dari kiri) berfoto bersama dengan Tim FKM UINSU dan instansi lainnya dalam kegiatan Advokasi Penanganan Stunting.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE