MEDAN (Waspada): Gigi ibu hamil yang tidak sehat, bisa mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan. Maka sangat penting bagi para ibu yang sedang hamil untuk memeriksakan gigi secara berkala.
Demikian disampaikan drg. Tina Arriani M. Kes, (foto) Kamis (16/11) selaku Direktur dan Owner Klinik Gigi Graha Estetika dan
Surveyor Lembaga Akreditasi Puskesmas dan Klinik Lapklin.
Menurutnya, kesehatan gigi ibu hamil cenderung terabaikan, padahal masalah ini tidak bisa dianggap remeh.
Apa yang dia sampaikan terkait minimnya para ibu hamil memeriksakan kesehatan gigi.
Hal itu dibenarkan drg. Carolina selaku Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Medan.
Dia menyebutkan jumlah pasien ibu hamil yang memeriksa kesehatan gigi ke Puskesmas tidak banyak setiap tahunnya.
Sementara drg.Tina Ariani menyebutkan di klinik Graha Estetika, jika diketahui pasien gigi adalah ibu hamil selalu disampaikan bahwa perawatan gigi sangat penting saat hamil.
Disebutkannya, tindakan perawatan pada ibu hamil masih sering dianggap dapat membahayakan janin sehingga sering ditunda hingga setelah persalinan.
“Ternyata sebaliknya kesehatan ibu hamil secara keseluruhan termasuk kesehatan gigi akan mencipta kondisi yang baik untuk tumbuh kembang janin. Karena itu, perawatan gigi dengan cara yang tepat selama ibu hamil boleh dilakukan, untuk mengoptimalkan kesehatan rongga mulut dan kesehatan janin,” ujarnya.
Dijelaskan, masalah gigi dan mulut selama kehamilan dapat berdampak kelainan pertumbuhan janin hingga dapat kelainan kongenital dan mempengaruhi proses persalinan.
“Jadi, beberapa masalah gigi yang sering terjadi pada ibu hamil adalah, karies dentis (gigi berlubang). Peningkatan hormon progesteron sepanjang masa kehamilan menyebabkan penurunan level plasma bikarbonat dan menyebabkan penurunan PH Saliva, sehingga kondisi rongga mulut lebih asam. PH saliva adalah salah satu menjaga stabilitas enamel,” katanya.
Ditambahkannya, penurunan PH Saliva juga meningkatkan pertumbuhan bakteri kariogenik sehingga menyebabkan ibu hamil lebih mudah mengalami karies dentis.
Selain itu ibu hamil yang banyak makan yang manis atau mengalami mual muntah yang berlebihan akan mudah mengalami pertumbuhan bakteri kariogenik disarankan untuk membatasi makanan yang manis dan menyikat gigi secara teratur mengandung pasta fluoride.
“Masalah lain, gusi berdarah dan gigi goyah. Sekitar 30% ibu hamil mengalami inflamasi periodontal / peradangan gusi dan pembesaran gusi karena peningkatan hormon esterogen. Peradangan gusi yg hebat berkembang menjadi periodontitis dan dapat menyebabkan kegoyahan gigi,” sebutnya.
Sambung Tina, berbagai laporan kasus dan penelitian kohort pada ibu hamil, menunjukkan hubungan antara penyakit periodontal dan kelahiran premature, hambatan pertumbuhan fetus dan preeklamsia.
“Penanganan yang dapat dilakukan pada kasus di atas adalah membersihan karang gigi (scaling) dan penggunaan obat kumur seperti chlorhexidine 0,12%, untuk mencegah gingivitis dan periodontitis dimasukkan kedalam kategori B menurut Food and Drug Administration (FDA), dan dianggap aman digunakan oleh ibu hamil,” ungkapnya.
Masalah lain sambung dia, adanya Oral Pregnancy Tumor (Benjolan Jinak Pada Gusi). Oral Pregnancy Tumor merupakan benjolan jinak pada gingiva (gusi), disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk.
Faktor penyebab lainnya adalah trauma yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah, dan infeksi virus.
Kelainan ini dapat dicegah dengan pemeliharaan kesehatan gigi yang baik.
Perawatan pada ibu hamil
Perawatan gigi dan mulut pada ibu hamil, kata Tina sangat perlu. Hal itu sesuai pesan Kementerian Kesehatan Indonesia yang memberikan pedoman pelayanan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil yang terintegrasi sebagai kunjungan antenatal yang meliputi :
a) Konseling Kesehatan berupa pemberian Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kesehatan gigi dan mulut
b) Pemeriksaan deteksi dini kelainan penyakit gigi dan mulut
merujuk ibu hamil jika memerlukan perawatan kuratif
c) Edukasi yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil.
Apa yang perlu dilakukan, sambung Tina, yakni, menyikat gigi dengan benar dan teratur tanpa mencederai jaringan lunak.
“Sebaiknya dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang. Pada ibu hamil trisemester ketiga atau pasca persalinan mengunakan obat kumur dengan bahan xylitol dan chlorhexidine.
Jika ibu hamil mengalami muntah segera bersihkan mulut dengan cara berkumur. Memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan gigi secara rutin untuk memantau ada tidaknya permasalahan gigi lainnya,” pungkas Tina.
Dia berharap kepedulian para ibu untuk memeriksakan gigi secara berkala saat hamil, bisa menjadi cara menjaga janin untuk sehat, sebab hal ini berpengaruh pada anak yang akan lahir sebagai generasi masa datang, terutama anak-anak di Kota Medan.(m22)