MEDAN (Waspada): Ketua DPC Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) Kota Medan Raja Makayasa Harahap SH, Kamis (3/7) mengatakan sejak lama mencurigai kandungan Vape Terindikasi narkoba.
Hal itu disampaikannya sekaitan pemberitaan Polisi membongkar pabrik liquid vape mengandung narkotika di sebuah apartemen di Kota Medan Sumatera Utara. Pabrik yang memproduksi 300 catridge setiap harinya itu mendapat untung sampai Rp 1,5 miliar per hari.
Kata Raja Makayasa Harahap SH sebelumnya kami telah mengobservasi keberadaan penggunaan vape ini pasti dimanfaatkan untuk penyusupan dalam penggunaan narkoba. Contoh di jakarta sudah massif cairan dan bahan baku nya terbuat dari ganja dan sabu, metode pengedarannya sdh bebas di masyarakat dari tingkat sekolah SMP sampai ke orang dewasa.
Lanjut dia, dari data kesehatan sesungguhnya penggunaan vape ini hanya tren perkembangan zaman justru malah semakin merugikan kesehatan sebab yang dilakukan pembakaran melalui listrik (elektrik) dengan kombinasi cairan atau berbentuk catrik.
Senada dengan bentuknya mendukung dengan pola pembakaran atau penggunaan narkotika sehingga sangat mudah bandar mengalihkan penggunaan mode tradisional (zaman dulu) dengan mode modern (vape).
“Kami menilai Polri atau BNN harus aktif mengkordinir dan merazia setiap tempat pembuatan cairan atau catrrik sebagai wadah alat bantu Vape seraya melakukan pembatasan dan mengaudit bahan baku cairan atau catrik tersebut, seandainya ada seseorang membeli bahan baku pembuatan narkoba patut dicurigai sebagai pabrik,” ujarnya.
Sebelumnya lanjut Raja Makayasa Harahap SH,pihaknya juga merespon penangkapan pabrik vape di Apartmen Podomoro Medan, Sudah tepat penangkapan yg dilakukan Tim Direktorat Narkoba Poldasu, dalam penangkapan tersebut telah menyelamatkan ribuan pemakai narkoba dari penyalahgunaan barang haram tersebut.
“GRANAT Medan menilai sejak Direktur baru dipimpin Bapak Kombes Pol Calvin Simanjuntak sudah banyak terobosan-terobosan yang dilakukan, banyak juga penangkapan yang sebelumnya tidak dapat diungkap oleh Direktur sebelumnya namun berhasil diungkapkan oleh Dir saat ini. Kami berharap Direktur Narkotika Poldasu tetap istiqomah dan konsisten dalam melakukan penangkapan selanjutnya demi menyelamatkan anak bangsa dari bahaya penyalahgunaan narkotika,”sebutnya
Jangan tebang pilih
Hal lain diharapkannya, juga penangkapan jangan sampai tebang pilih atau seharusnya merata dari bandar elit (besar) hingga bandar kecil dan merazia lalu menangkap pemasok narkobaa dari tempat-tempat hiburan yang sengaja menyediakan narkotika di tempat usahanya, sebab tempat hiburan juga disinyalir massif terjadi transaksi narkotika yang bukan lagi menjadi rahasia umum.
“Seperti kata pepatah “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat”. Komitmen ini harus menjadi perhatian kita semua rakyat Indonesia khususnya Sumatera Utara,” pungkas Raja Makayasa Harahap.(m22)