Scroll Untuk Membaca

Medan

Gubsu Keluarkan 10 Arahan Antisipasi Lonjakan Covid-19

Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, mengeluarkan 10 arahan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Cov id-19. Diantaranya meminta pemerintah kabupaten/kota untuk memberlakukan sistem pembelajaran campuran (hybrid learning). Yaitu sistem pembelajaran yang dibagi antara tatap muka (luring) dengan daring masing-masing 50 persen.

Senin (7/2), Gubsu Edy Rahmayadi memimpin rapat koordinasi dengan berbagai lintas sektoral di rumah dinasnya, Jl. Jenderal Sudirman, Medan. Rapat digelar untuk mengetahui kesiapan Sumut dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19. Baik kesiapan rumah sakit, maupun tentang evaluasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berjalan beberapa waktu ini.

Dalam rapat itu, Gubsu Edy Rahmayadi, meminta kesiapan seluruh kabupaten/kota untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron ini. Diapun kemudian menyampaikan 10 arahannya kepada kabupaten/kota terkait penanganan tersebut.

Selain melakukan sistem hybrid learning, arahan kedua yang disampaikan Edy Rahmayadi adalah, Satgas atau Pemkab/Pemko diminta melakukan surveilans apabila menemukan kasus baru di satuan pendidikan.

Arahan ketiga, agar menghentikan sementara PTM terbatas, apabila positivity rate lebih dari 5 persen. Keempat, Edy Rahmayadi menyampaikan, setiap pihak agar melaksanakan Swab RT-PCR acak pada pendatang dari Jakarta, Jawa dan Bali di Bandara, pelabuhan dan terminal bus.

Kelima melaksanakan percepatan vaksinasi booster Covid-19 pada Lansia dan komorbid. Kata Edy Rahmayadi, hingga kini, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 89,74 persen atau 10.248.408 jiwa. Sedangkan dosis kedua mencapai 57,57 persen atau 6.754.327 jiwa, serta vaksin dosis III (booster) sudah mencapai 228.130 jiwa.

Keenam, melaksanakan protokol kesehatan yang ketat di rumah atau tempat ibadah. Ketujuh, membatasi jam operasional pusat perbelanjaan sampai dengan pukul 20:00. Kedelapan, membatasi rumah makan, restoran dan kafe hingga pukul 21:00.

Kesembilan, Edy Rahmayadi meminta, pemerintah kabupaten/kota agar memastikan isolasi terpusat diaktifkan bagi pasien terkonfirmasi Covid-19. Dia juga meminta kepada seluruh direktur rumah sakit se-Sumut untuk menyiapkan kamar-kamar, apabila kasus melonjak tinggi. Selain kamar, obat-obatan, alat medis, seperti oksigen juga mesti dicek kesiapannya.

Rumah sakit juga diminta jangan menolak pasien yang datang. “Khusus kepada rumah sakit semua menyiapkan, apabila tak terbendung ini, saya minta semua lakukan yang pernah kita lakukan, terkoordinir dengan Satgas,” kata Edy Rahmayadi.

Kesepuluh, pemerintah kabupaten/kota diminta memberikan pelayanan telemedisin kepada pasien terkonfirmasi Covid-19. “Setelah saya sampaikan ini, masing-masing kabupaten/kota harus benar-benar aktif, jangan abai. Ini tanda kita menyayangi rakyat kita,” kata Edy Rahmayadi.

Sementara itu, anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Saragih menyampaikan, telah terjadi peningkatan empat kali lipat dalam kasus seminggu terakhir (29 Januari hingga 4 Februari 2022). Begitu pula dengan keterisian rumah sakit yang terus meningkat.

Saat ini memang keterisian rumah sakit saat ini relatif rendah. Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 4,61 persen. Meski masih jauh di bawah ambang maksimal yang dianjurkan WHO yakni 60persen, tapi dia berharap BOR dapat ditekan.

‘’Agar tidak sampai terulang lagi, orang sampai susah dapat kamar,” ujar Restuti. (m07)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE