MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengklaim bahwa keterisian tempat tidur (BOR) pasien Covid-19 masih relatif masih rendah. Sampai tanggal 12 Februari 2022, baru 73 tempat tidur yang digunakan. Itu berarti hanya 24,07 persen dari 2.215 total tempat tidur yang disediakan di Rumah Sakit (RS) dan tempat isolasi terpusat (Isoter).
Gubsu Edy Rahmayadi, mengatakan itu saat mengikuti rapat koordinasi secara virtual dari rumah pribadinya, Minggu (13/2). Rapat dengan agenda evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa Bali itu dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pada rapat itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, meminta kepala daerah untuk melakukan beberapa hal. Diantaranya, mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Karena menurutnya, puncak kasus Civid-19 pada dua hingga tiga minggu ke depan akan pindah dari luar Pulau Jawa dan Bali.
Dikatakan Airlangga, pengalaman di Jawa dan Bali, masyarakat yang terkena Civid-19 dengan gejala berat, umumnya yang belum lengkap vaksinnya. Kemudian mereka memiliki penyakit bawaan (komorbid). “Vaksiansi dosis kedua, ketiga ini untuk terus didorong, terutama Lansia dan komorbid,” katanya.
Selain itu, Airlangga juga meminta kepala daerah agar terus mengimbau masyarakat menjalankan protokol kesehatan (Prokes) di setiap kegiatan. Serta juga penggunaan aplikasi peduli lindungi juga harus didorong.
Selanjutnya, kepala daerah juga diharapkan, agar mendorong Orang Tanpa Gejala (OTG), atau gejala ringan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Untuk itu, ketersediaan obat-obatan sangat penting dan harus dipersiapkan.
Mulai Meningkat
Sementara itu, Gubsu Edy Rahmayadi, mengakui kalau kasus Covid-19 di Sumut mulai meningkat signifikan belakangan ini. Namun begitu, keterisian tempat tidur masih relatif aman atau rendah. Yakni masih sekitar 14,07 persen.
Disampaikan Edy Rahmayadi, per tanggal 12 Februari 2022, kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah 955 kasus. Sehingga kasus aktif di Sumut sebesar 4.728 kasus. Sedangkan untuk keterisian tempat tidur di RS dan tempat Isoter, dari kapasitas total seluruh Sumut sebanyak 2.215 tempat tidur, hanya ada 73 orang yang dirawat.
Sementara orang yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 4.486 orang. “Artinya, untuk BOR masih jauh di bawah ambang maksimal yang dianjurkan WHO yaitu 60 persen,” katanya.
Selain kamar atau tempat tidur, ketersediaan oksigen di Sumut juga aman. Sumut memiliki ketersediaan sebanyak 49.843 meter kubik oksigen, sementara kebutuhan saat ini baru mencapai 10.889 meter kubik per hari.
Tentang vaksinasi, kata Edy Rahmayadi, untuk capaian dosis pertama sudah mencapai 90 persen dan dosis kedua sudah memasuki angka 60 persen. Namun hingga kini baru 12 kabupaten/kota saja yang capaian dosis keduanya sudah di atas 70 persen.
Edy Rahmayadi, juga melaporkan sudah membuat edaran kepada kepala daerah di 33 kabupaten/kota mengenai 10 langkah antisipasi lonjakan kasus Covid-19. Di antaranya, menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), apabila hasil surveilans di sekolah sudah mencapai di atas 5 persen.
Kemudian melaksanakan Swab RT-PCR bagi pelaku perjalanan dari DKI Jakarta, Jawa dan Bali di Bandara, pelabuhan, dan terminal bus. Serta mengaktifkan isolasi terpusat untuk pasien yang tidak memenuhi syarat klinis dan rumah.
Hadir mendampingi Gubsu, Plt. Kadis Kominfo Sumut Kaiman Turnip, Kadis Kesehatan Sumut Ismail Lubis, Kepala BPBD Abdul Haris Lubis, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Safruddin, dan anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sumut. (m07)
Teks foto
GUBSU Edy Rahmayadi, didampingi anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, saat mengikuti rapat koordinasi secara virtual. Waspada/Ist