MEDAN (Waspada): Pernyataan Wakil Bupati (Wabup) Deliserdang (DS) Lom Lom Suwondo, saat menerima massa Al Washliyah, mendapat kecaman. Diantaranya oleh kader Al Washliyah yang juga praktisi pendidikan Dr KRT H. Hardi Mulyono Surbakti (foto). Dia bilang, pernyataan Lom Lom sangat brutal Brutal, provokatif dan seperti orang yang tidak berpendidikan.
Dr. Hardi Mulyono, menyampaikan pernyataannya kepada Waspada, Selasa (27/5). Dia menanggapi aksi unjukrasa warga Al Washliyah di depan Kantor Bupati Deliserdang, sehari sebelumnya. Aksi ribuan warga Al Washliyah hari itu sempat ricuh, karena Wabup Lom Lom Suwondo, mengeluarkan pernyataan yang provokatif.
Saat Wabup Lom Lom Suwondo menemui pengunjukrasa, dia mengatakan bahwa Deliserdang adalah kabupatennya Nahdliyin. “Kalau saudara Al Washliyah, silahkan baca, ini kabupaten Nahdliyin,” katanya, yang disambut kemarahan massa.
Menanggapi hal ini, kader senior Al Washliyah Dr. Hardi Mulyono, angkat bicara. Dia menilai, sikap yang ditunjukkan Lom Lom itu sedikitpun tidak mencerminkan prilaku sebagaimana layaknya seorang Wakil Bupati, yang digaji rakyat. “Brutal, provokatif dan seperti orang tak berpendidikan,” katanya.
Menurut Hardi Mulyono, pernyataan Lom Lom tersebut, memperlihatkan bagaimana lemahnya pengetahuan dan pemahamannya terhadap struktur sosial kemasyarakatan di Kabupaten Deliserdang.
Yakni, kabupaten yang telah memberinya kehormatan sebagai Wakil Bupati priode 2024-2029. “Silahkan Lom Lom menjadi nahdliyin. Tapi jangan pernah mengklaim bahwa Deliserdang adalah kabupaten Nahdliyin, apalagi sampai memprovokasi Nahdlatul Ulama dengan Al Washliyah,” tegas Hardi Mulyono, mantan Rektor UMN Al Washliyah Medan tersebut.
Hardi Mulyono pun mengecam etika Lom Lom sebagai Wakil Bupati di dalam menghadapi warganya yang melakukan unjukrasa. “Wakil Bupati itu bukan jabatan preman. Lagipula, yang melakukan unjukrasa itu adalah warganya sendiri, warga yang mungkin memilih Lom Lom pada Pilkada lalu. Dan yang pasti, mereka ini adalah warga yang membayar gaji seorang wakil bupati,” sebutnya.
Selain mengecam prilaku dan ucapan Lom Lom yang tidak beretika dan minim pengetahuan, Hardi Mulyono juga mengingatkan Wakil Bupati dan Pemkab Deliserdang untuk tidak bersikap arogan di dalam menghadapi protes dan gugatan masyarakat.
Kata Hardi, kepala daerah diberi amanah oleh rakyat untuk mensejahterakan rakyatnya. Untuk semua tugas dan tanggungjawab tersebut, rakyat kemudian membayar gaji para kepala daerah dan wakilnya. “Jadi, bupati dan wakil bupati jangan arogan kepada rakyatnya,” tambahnya.
Hardi mengatakan, aksi unjukrasa massa Al Washliyah tersebut, dikarenakan tidak adanya niat baik Pemkab Deliserdang untuk meninggalkan lahan Al Washliyah seluas 35.000 m2 di Desa Petumbukan Galang, yang sebagian lahannya terdapat bangunan SMPN-2. “Itu lahan waqaf dari ummat, berdosa jika dialihkan. Kami akan mempertahankannya,” katanya.
Menurut Hardi, ucapan Lom Lom, yang menyatakan Deliserdang adalah kabupaten Nahdliyin, itu seperti mengancam Al Washliyah, bahwa tanah di Galang itu adalah miliknya NU. “Brutal sekali omongan Wakil Bupati Deliserdang ini,” tegas Hardi. (m07)