Medan

Hari Kedua Pagelaran Gemes, Pengunjung Sepi, Rico Waas Diminta Evaluasi Kadis Pariwisata

Hari Kedua Pagelaran Gemes, Pengunjung Sepi, Rico Waas Diminta Evaluasi Kadis Pariwisata
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Harapan menjadikan Gemar Melayu Serumpun (Gemes) 2025 sebagai panggung kemegahan budaya Melayu di Kota Medan tampaknya belum membuahkan hasil yang sangat baik.

Di hari kedua pelaksanaan, Kamis malam (22/5), dari pantauan di lapangan suasana pelataran Istana Maimun justru tampak lesu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Bangku-bangku penonton banyak yang kosong, dan perputaran ekonomi dari stand UMKM pun belum menggeliat seperti yang diharapkan. Seperti di arena Gemes memperlihatkan kursi-kursi di sisi kanan panggung nyaris kosong, dengan hanya sekitar 20 persen dari 200-an bangku yang terisi.

Sisi tengah terlihat lebih padat, sementara sisi kiri relatif ramai. Namun, kondisi ini tetap menyisakan kekosongan yang mencolok di beberapa titik. Tidak hanya di area pertunjukan, lesunya atmosfer juga terasa di stand kuliner yang berjajar di sisi kanan dan kiri pintu masuk.

Meja-meja yang disediakan untuk pengunjung lebih banyak digunakan untuk sekadar duduk ketimbang menikmati sajian UMKM lokal. Dua hari berjalan, roda ekonomi di Gemes 2025 belum menunjukkan perputaran signifikan. Kondisi ini memperkuat kesan buruk sejak malam pembukaan.

Event yang menelan hampir Rp2 miliar ini dinilai juga amburadul. Seperti di hari pembukaan gangguan teknis seperti matinya sound system saat penyampaian sambutan Gubernur Sumut melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset, dan SDA, Manna Wasalwa, menjadi sorotan tajam.

Selain itu sejumlah karpet terlihat kupak kapik dan koyak, sampah berserakan, hingga fasilitas toilet yang gelap dan berbau menyengat semakin memperburuk citra acara.

Di tempat terpisah, Anggota Komisi III DPRD Medan Godfried Effendi Lubis ketika diminta tanggapannya mengatakan hal itu menunjukkan vendor acara tidak profesional dan menilai Dinas Pariwisata Medan gagal mengantisipasi permasalahan teknis yang mendasar.

“Pastinya Dinas Pariwisata sudah tahu kalau acara tersebut mengundang tamu dari luar negeri dan berbagai daerah di Indonesia. Seharusnya dipersiapkan secara matang,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (23/5).

Godfried juga menyoroti lemahnya publikasi dari Pemko Medan yang dianggap tidak maksimal dalam mensosialisasikan Gemes 2025 kepada masyarakat. Minimnya promosi di media massa, media sosial, dan ruang-ruang publik dinilai berkontribusi pada rendahnya antusiasme pengunjung.

Atas situasi ini, Godfried mendesak Wali Kota Medan Rico Waas untuk segera mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Pariwisata Ody Batubara. Ia juga menegaskan perlunya mengganti pihak vendor yang dinilai gagal total.

“Ini bukan sekadar acara budaya biasa. Kalau tidak dikemas baik, bisa mencoreng nama baik wali kota dan kota Medan sendiri,” tegas Godfried.

Sebagai langkah lanjutan, DPRD Medan akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) untuk meminta klarifikasi dari pihak terkait, termasuk vendor penyelenggara Gemes 2025. (m26)

Waspada/ME Ginting

Pengunjung Gemes sepi sehingga banyak kursi yang kosong.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE