Scroll Untuk Membaca

Medan

Hasil Akhir Uji Kompetensi Wartawan Di LPDS, Dua Tak Kompeten

Hasil Akhir Uji Kompetensi Wartawan Di LPDS, Dua Tak Kompeten
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Sedikitnya empat wartawan dari 32 wartawan tidak kompeten usai mereka mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Medan dari 2-4 Februari ini. Peserta berasal dari Aceh dan Sumatra Utara.

Kegiatan ini digelar Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) Jakarta bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan. Sebelum UKW, kegiatan dimulai dengan Seminar Literasi Media yang diikuti ratusan peserta.

“Dari 32 peserta, dua mengundurkan diri sebelum kegiatan dimulai. Sedangkan dua orang tidak kompeten. Bagi yang belum kompeten masih bisa ikut UKW selanjutnya enam bulan kemudian,” ujar Lestantya R Baskoro, koordinator tim penguji LPDS.

Baskoro mengatakan itu, saat penutupan UKW di STIK-P Medan, Sabtu (4/2/2023) sore. Kata dia, dari 28 peserta, dua diantaranya ikut jenjang Utama, lima memilih jenjang Madya, sisasnya mengambil jenjang Muda.

Mantan editor Tempo itu berharap, para wartawan yang sudah kompeten untuk tidak cepat berpuas diri. “Tantangan ke depan jauh lebih besar. Semua kalian akan menjadi duta-duta LPDS, maka jaga nama baiknya,” tutur Baskoro.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif LPDS, Hendrayana, dalam sambutannya ketika membuka acara tersebut mengatakan, selama dua hari ini, peserta akan dibekali materi hukum pers, UU ITE, dan Kode Etik Jurnalistik serta materi lain pada pra UKW nanti.

“Penerapan Kode Etik Jurnalistik menjadi penting di era media konvergensi sebagai tanggung jawab kita kepada audiens,” ujar pria yang akrab disapa Kang Hendra ini.

Kang Hendra menyebutkan, mengajak masyarakat, khususnya kalangan muda, untuk bijak menggunakan media sosial agar tidak terjerat Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Kita harus hati hati dalam membuat narasi atau konten di medsos. Karena banyak kasus yang muncul belakangan jika ada pihak yang berasa keberatan dengan konten yang di-posting karena dinilai mencemarkan nama baik atau mengandung SARA,” katanya.

Dia mengatakan, dewasa ini media sosial memang sudah menjadi kebutuhan dan penggunanya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Bukan hanya pribadi yang menggunakan media sosial, namun perusahaan-perusahaan besar juga sudah menggunakannya untuk mempromosikan produk mereka.

Di tempat yang sama, Pembantu Ketua I STIK-P Austin Tumengkol SSos M.IKom, menjelaskan Seminar Literasi tersebut melibatkan 100 wartawan, pengusaha media, dan mahasiswa. “Selain wartawan, juga diikut kalangan mahasiswa dari beberapa universitas, pemilik media, dan pengamat pers,” katanya.

Austin menyatakan, STIK-P siap bekerja sama dengan LPDS untuk meningkatkan kapasitas wartawan. Apalagi sekolah tinggi yang didirikan oleh Hj Ani Idrus yang juga tokoh pers nasional dan pendiri Harian Waspada itu memang dimaksudkan untuk mendorong wartawan lebih profesional.

Dalam penyelenggaraan UKW menghadirkan pemateri serta pengajar dari LPDS seperti Priyambodo RH, AA. Ariwibowo, Lahyanto Nadie, Lestantya R Baskoro, Maria D. Andriana, Sri Mustika dan Maskur Abdullah. “Alhamdulillah, kegiatan literasi dan UKW ini cukup bermanfaat bagi kita wartawan. Ini menjadi modal dalam meningkatkan sumber daya dan profesionalisme kita,” ungkap Cut Nauval, peserta dari Aceh. (b04)

Para peserta UKW dari Sumatra Utara dan Aceh foto bersama penguji dari LPDS di aula STIK-P Medan, Sabtu (4/2/2023). Waspada/Ist

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE