Scroll Untuk Membaca

Medan

HNSI Medan Minta KSOP Selesaikan Kasus Kapal Nelayan Tenggelam Akibat Ombak KM Kelud

HNSI Medan Minta KSOP Selesaikan Kasus Kapal Nelayan Tenggelam Akibat Ombak KM Kelud
AMRI, nelayan tradisional didampingi Ketua DPC HNSI Kota Medan Rahman Gafiqi SH dan Sekjen DPC HNSI Kota Medan Muhammad Rian SKom foto bersama usai mengantarkan surat laporan pengaduan di Kantor KSOP Belawan, Rabu (28/8). Waspada/Andi Aria Tirtayasa
Kecil Besar
14px

BELAWAN (Waspada): Pengurus DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan meminta kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama (KSOP) Belawan secepatnya menyelesaikan kasus kapal nelayan tradisional yang tenggelam akibat terjangan ombak dari kapal KM Kelud.

“DPC HNSI Kota Medan meminta Kepala KSOP Utama Belawan secepatnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi nelayan tradisional. Kapal milik nelayan tradisional tenggelam dan rusak setelah diterjang ombak yang keras saat KM Kelud melintas di perairan Buoy 5 Pelabuhan Belawan,” ujar Ketua DPC HNSI Kota Medan Rahman Gafiqi SH usai mengantarkan berkas laporan pengaduan di Kantor KSOP Belawan, Rabu (28/8).

Didampingi Sekjen DPC HNSI Kota Medan Muhammad Rian dan Amri nelayan tradisional, Rahman menambahkan, akibat hantaman ombak yang berasal dari KM Kelud tersebut, selain nyaris menimbulkan korban jiwa, nelayan tradisional bernama Amri kini terganggu mencari nafkah karena kapalnya tenggelam.

“Setelah seminggu dilakukan pencarian, akhirnya kapal milik nelayan tradisional tersebut berhasil ditemukan sekira 1 kilometer dari lokasi kejadian dalam kondisi rusak,” sebut Rahman yang mengadvokasi laporan pengaduan dari nelayan tradisional tersebut.

Dijelaskan Rahman, surat laporan pengaduan dari DPC HNSI Kota Medan ke Kantor KSOP tertanggal 28 Agustus 2024 telah diserahkan langsung kepada pihak KSOP dengan harapan pihak KSOP secepatnya menyelesaikan kasus tersebut sehingga nelayan tradisional yang telah mengalami musibah bisa segera kembali mencari nafkah di laut.

Sementara itu, Amri selaku nelayan tradisional yang menjadi korban menuturkan, peristiwa itu terjadi pada 1 Juli 2024 lalu saat dirinya yang juga nahkoda bersama tiga temannya Sahputra, Safril dan Aris sedang dalam perjalanan pulang dari melaut.

“Saat melintasi alur pelayaran di sekitar buih 5 (bouy 5). Dari arah belakang datang KM Kelud dengan kecepatan yang cukup sehingga menimbulkan ombak besar dan ombak tersebut menghantam kapal kami hingga terbalik dan tenggelam,” terang Amri.

Amri menambahkan, saat kapal mereka tenggelam, datanglah kapal nelayan lainnya memberi bantuan sehingga nyawa mereka berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke Pos BAKAMLA.

“Setelah melaporkan peristiwa yang saya alami, oleh petugas BAKAMLA, saya diarahkan melaporkan peristiwa kecelakaan laut ini ke Crew PT Pelni di Terminal Bandar Deli Pelabuhan Belawan. Di Terminal Bandar Deli, saya malah disarankan untuk membuat laporan pengaduan ke Kantor KSOP Utama Belawan dengan membawa bukti-bukti lengkap,” tutur Amri.

Diakui Amri, dirinya bersama teman-temannya lainnya selama sepekan mencari kapalnya yang telah hilang tenggelam.

“Kapal saya berhasil ditemukan setelah sepekan dicari. Akhirnya bangkai kapal ditemukan sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian. Saya barharap agar KSOP Belawan secepatnya menyelesaikan masalah ini agar saya dan kawan-kawan bisa kembali mencari nafkah di laut,” harap Amri.(m27)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE