MEDAN (Waspada.id): Peringatan Hari Dokter Indonesia tahun ini menjadi momentum penting bagi para dokter untuk melakukan refleksi dan apresiasi atas dedikasi profesi dalam menjaga kesehatan masyarakat. Hal itu disampaikan dr. Galdy Wafie, M. Ked (An), Sp. An – TI selaku Sekretaris IDI Cabang Medan, di Medan, Senin (27/10).
Menurutnya, Hari Dokter Indonesia bukan sekadar seremonial, tetapi ajang menghargai perjuangan para sejawat dokter yang bekerja tanpa henti di berbagai lini pelayanan kesehatan.
“Momentum ini sangat tepat untuk menghargai sejawat dokter atas dedikasinya, baik yang bertugas di rumah sakit, puskesmas, klinik bersama, maupun praktik pribadi,” ujar dr. Galdi.
Ia menegaskan, profesi dokter memiliki ikatan moral dan profesional yang kuat melalui kode etik kedokteran, yang menjadi dasar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Kita selalu diingatkan bahwa keselamatan pasien, integritas profesi, dan pembangunan kesehatan masyarakat harus berjalan seiring,” katanya.
Peran Dokter Kian Kompleks di Era Digital
Dr. Galdi menjelaskan bahwa peran dokter kini semakin kompleks dan strategis, tidak hanya sebagai pemberi pengobatan tetapi juga garda depan dalam upaya preventif dan edukasi kesehatan.
“Sekarang dokter dituntut melek teknologi dan beradaptasi dengan perkembangan digital. Kalau dulu orang mencari informasi lewat Google, sekarang sudah ada AI yang bisa memberi gambaran penyakit. Maka dokter harus mampu menjelaskan dan mengonfirmasi kebenaran informasi itu,” jelasnya.
Selain itu, ia menilai dokter juga perlu bekerja lintas sektor, membangun jejaring dan kepercayaan publik agar layanan kesehatan semakin terpercaya dan transparan.
“Dokter harus mampu menghubungkan banyak sektor, bukan hanya pelayanan medis, tapi juga komunikasi dan kolaborasi agar pasien merasa aman dan percaya,” ucapnya.
Ajak Masyarakat Proaktif dan Kolaboratif
Pada momentum Hari Dokter Indonesia ini, IDI Medan mengajak masyarakat untuk lebih proaktif menjaga kesehatan serta membangun kemitraan dengan tenaga medis.
“Kesehatan bukan hanya tugas dokter, tapi juga pasien. Kolaborasi dan komunikasi yang baik adalah kunci keberhasilan terapi,” pesannya.
Dr. Galdi juga menyoroti tantangan di lapangan, terutama soal pemerataan dan distribusi dokter di Sumatera Utara.
“Masih ada ketimpangan antara kota besar dan daerah terpencil. Ini menjadi perhatian bersama agar pelayanan kesehatan lebih merata,” ujarnya.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya melek hukum bagi dokter agar keputusan klinis yang diambil berdasarkan etika profesi, bukan karena kekhawatiran kriminalisasi.
“Keputusan klinis harus berlandaskan kode etik kedokteran, bukan karena takut terhadap tekanan hukum,” tegasnya.
Di akhir pesannya, dr. Galdi berharap momentum Hari Dokter Indonesia tahun ini menjadi pengingat bagi seluruh tenaga medis untuk terus beradaptasi, menjaga profesionalisme, dan memperkuat sinergi dengan masyarakat demi Indonesia yang lebih sehat. (Id20)













