MEDAN (Waspada.id): Komisi I DPRD Medan segera memanggil Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan, Wiriya Alrahman untuk mengklarifikasi isu dirinya sebagai ‘calo’ mutasi aparatur sipil negara (ASN) ‘impor’ ke lingkungan Pemko Medan.
Anggota Komisi I DPRD Medan, Robi Barus membenarkan hal tersebut saat dikonfirmasi ulang Waspada.id, Rabu (24/12/2025).
Ia menyayangkan peran vital Sekda Wiriya lewat kewenangan yang dimilikinya justru semakin membuat birokrasi di Pemko Medan kian amburadul.
Sekda Wiriya dinilai menciptakan kegelisahan baru di internal ASN dengan memasukkan banyak pegawai atau mantan pejabat ‘impor’ dari luar daerah.
“Ini sudah tidak betul. Kami akan segera surati wali kota untuk memanggil sekda dalam rapat dengar pendapat, supaya dia bisa mengklarifikasi dengan jelas isu ‘impor’ ASN dari luar daerah untuk masuk ke Pemko Medan,” ucapnya.
Sekda Wiriya Alrahman sudah memasuki masa purna tugas alias pensiun pada Juni 2026. “Seharusnya Wiriya sungguh-sungguh memberikan dedikasi terbaik buat kemajuan Kota Medan dan menjadi guru yang baik pula terhadap pimpinannya, Rico Waas, yang notabene minim pengalaman birokrasi dan organisasi massa,” cetusnya.
Robi tidak ingin Wiriya menjadi guru yang sesat untuk Wali Kota Medan, lewat kewenangan yang ada padanya seolah ingin memuluskan semua kepentingannya jelang pensiun.
“Kami legislatif terkhusus Komisi I punya hak untuk mengawasi jalannya roda pemerintahan Kota Medan serta mengawal semua kebijakan wali kota dapat tepat sasaran,” tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.
Robi juga menegaskan belum tentu ASN luar daerah memiliki kompetensi dan integritas lebih baik dibanding yang ada di Pemko Medan. Apalagi faktanya ada ratusan ASN yang sebelumnya dinonjobkan era Wali Kota Bobby Nasution. Mereka-mereka tersebut menurutnya belum tentu tidak memiliki kualitas dalam bekerja, melainkan terkena nonjob lantaran faktor politis.
“Makanya tadi saya bilang bahwa ini semua sudah tidak benar kondisi yang terjadi di Pemko Medan. Wali kota pun tidak tegas selama ini. Karenanya kami berhak meminta penjelasan langsung dari Pak Wiriya mengenai isu ini supaya jangan berlarut dan menjadikan birokrasi di Pemko Medan berjalan dengan baik tanpa terlalu banyak kepentingan pribadi,” cetusnya.
Robi Barus juga menekankan bahwa karena lemahnya kepemimpinan Rico Waas hingga hari ini, sehingga isu-isu seperti ini bisa muncul ke permukaan. Padahal sekda harus menjadi ‘tangan kanannya’ atau orang kepercayaannya dalam membantu tugas-tugas di birokrasi demi mewujudkan visi misinya semasa kampanye.
“Lalu apa yang kita lihat di lapangan bahwa kondisinya jauh panggang dari api, kalau wali kota tampak tak berdaya meminimalisir dinamika masalah yang terjadi, baik dari internal ataupun menyahuti aspirasi masyarakat. Ternyata penyebabnya di internal birokrasinya sendiri saat ini tidak mampu dibereskannya, sehingga program kerjanya tidak berjalan di lapangan,” ungkapnya.
Robi menyebut wajar jika publik menilai bahwa hubungan antara wali kota dan wakil wali kota tidak harmonis saat ini, lantaran Rico Waas lebih condong percaya dan berdiskusi meminta pendapat dari Wiriya ketimbang wakilnya sendiri, Zakiyuddin Harahap.
“Ini paling berbahaya menurut kami jika komunikasi antara wali kota dan wakil wali kota sudah tidak lancar, dan kami minta supaya Sekda Wiriya tidak menjadi perusak hubungan keduanya. Sekda cukup menjadi penengah dan penjembatan yang baik ketika kedua pimpinannya silang pendapat,” tegasnya.
Wiriya Alrahman hingga kini masih bungkam menanggapi isu dirinya sebagai ‘calo ASN impor’, padahal ruang hak jawab sudah diberikan kepadanya oleh wartawan.
Kalangan pemerhati pemerintahan dan kebijakan publik sebelumnya sudah menyoroti isu dimaksud, dimana dengan tegas meminta Rico Waas segera bertindak untuk menyikapi buruknya kondisi birokrasi di internal Pemko Medan saat ini.(id96)










