MEDAN (Waspada): Koordinator Penasehat KBIHU Al Hafidz Deliserdang, H. Syamsuddin Nur Sirait, S.Ag berharap jamaah calon haji agar membekali diri dan memiliki keilmuan tentang ibadah haji.
Hal itu dikatakan Syamsuddin yang merupakan jamaah haji bergabung dalam Kloter 14 kepada wartawan saat tiba di Asrama Haji Medan dari Tanah Suci Makkah, Selasa (9/7).
‘’Saya usul, artinya bagi jamaah calon haji tahun 2025 dan tahun-tahun sebelumnya teruslah berbekal diri menuntut terkait dengan keilmuan yang ada, karena jika jamaah tidak memiliki keilmuan mereka akan kesulitan di dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji,’’ ujarnya.
Syamsuddin juga mengapresiasi Kanwil Kemenag Sumut dari sisi keberangkatan jamaah haji terkait dengan persiapan-persiapan mulai dari manasik untuk jamaah dan pembekalan untuk petugas haji sangat baik.
Hal ini dapat teraplikasi bagaimana yang dialami di tanah haram. ‘’Bagi jamaah untuk pelaksanaan ibadah berjalan lancar dan petugas dapat mengaplikasikan apa yang menjadi tugas dan kewajiban,’’ tuturnya.
Di tanah haram atau di Tanah Suci itu, kata Syamsuddin, kita hadapi bukan cuma manusia, tetapi kita berhadapan dengan lingkungan, berhadapan dengan situasi, artinya komplit persoalan yang dihadapi.
‘’Nah, ketika kita memiliki kemampuan lahir dan batin, Insya Allah semua itu dapat dihadapi dengan baik,’’ jelasnya.
Syamsuddin pun menilai pelayanan jamaah semakin baik, baik pelayanan di tanah air maupun pelayanan haji di Tanah Suci semakin banyak perubahan ke arah lebih baik.
Sementara terkait dengan keluhan jamaah yang sering terjadi di Tanah Suci yakni, masalah komunikasi.
‘’Jamaah kita ini kan sulit dalam hal berkomunikasi. Sulit untuk beradaptasi. Makanya yang saya katakan tadi itu yang kita beri bekal di tanah air, mentalnya harus kuat, punya kesiapan lahir dan batin,’’ sebutnya.
Syamsuddin menjelaskan biarkan jamaah berhadapan dengan lingkungan yang ada disana, cuaca yang ada disana, mereka kadang suka mengeluh.
‘’Kenapa keluhan itu muncul?, karena ketika mereka berkomunikasi mereka tidak mampu berbahasa itu artinya menjadi terpendam tidak keluar akibatnya badannya sakit, jika badan sakit susah beribadah. Ini keluhan yang paling utama bagi jamaah haji,’’ jelasnya.
Kemudian, kata Syamsuddin lagi, bimbingan terhadap jamaah perlu diperhatikan khusus. ‘’Jangan pengorbanan yang besar sia-sia, maka dibimbing, artinya dipandu dengan benar,’’ ucapnya.
KBIHU Al Hafidz pimpinan Hj. Reni Mariana, SE yang tak lain merupakan istri dari H Syamsuddin Nur Sirait kini terus berkembang, memiliki tekad istiqomah, melayani di Tanah Air dan di Tanah Suci. ‘’Luruskan niat, bersihkan hati. Insya Allah jamaah haji sampai pada tujuan,’’ tandasnya.(m29)
Waspada/Surya Efendi
Koordinator Penasehat KBIHU Al Hafidz Deliserdang, H. Syamsuddin Nur Sirait, S.Ag (kanan) yang merupakan jamaah dan petugas haji Kloter 14 tiba di Asrama Haji Medan, Selasa (9/7).