MEDAN (Waspada.id): Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara telah melakukan pemetaan (mapping) wilayah-wilayah rawan narkotika di Sumut. Yang menjadi fokus pengawasan jalur pelabuhan laut dan udara, pusat keramaian, tempat hiburan malam (THM), apartemen, pasar dan terminal.
“BNNP Sumut mengantisipasi peredaran dan penyalahgunaan narkotika yang bisa terjadi dimana saja. Bahkan di tempat tertentu yang tidak bisa diakses masyarakat umum seperti hotel dan apartemen,” jelas Kepala BNNP Sumut, Brigjen Pol Tatar Nugroho kepada wartawan usai memimpin rilis pengungkapan kasus sekaligus pemusnahan narkotika, Selasa (2/12) di Kantor BNNP Sumut.
Dijelaskan Brigjen Tatar, mulai dari sekarang sampai pascatahun baru, Tim BNN Sumut bergerak melakukan pengawasan (monitoring). “Fokus perhatian saat Natal dan Tahun Baru. Kita harapkan masyarakat juga ikut monitoring terutama di lingkungannya masing-masing. Segera melaporkan ke petugas apabila ada indikasi peredaran narkoba,”jelasnya.
Disinggung soal strateginya dalam menurunkan angka prevalensi korban penyalahgunaan narkoba di Sumut, Brigjen Pol Tatar mengatakan, pihaknya telah memetakan titik rawan narkoba. Untuk Sumatera Utara, hasil monitoring, ada sekitar 62 titik rawan narkoba di Sumut. “Ini yang akan digarap dengan mencoba merubah kawasan rawan tersebut menjadi kawasan yang lebih baik seperti misalnya dari kawasan rawan narkoba jadi kawasan religi, pusat UMKM dan pusat olahraga,”urai Brigjen Tatar.
Strategi kedua, menindaklanjuti strategi BNN Pusat ada 2 fokus strategi yang bakal dikerjakan, pertama Ananda (Aksi Nasional Anti Narkoba Dimulai Dari Anak). Karena anak merupakan aset bangsa. Saat ini yang terpapar narkotika untuk usia 15-65 tahun sekitar 30 persen, untuk usia 15-25 tahun 51 persen. Sedangkan sisanya usai 25- 49. “Narkoba menyasar tidak pandang usia mulai anak-anak, usia produktif sampai manula,”jelasnya.
Strategi selanjutnya, BNN Sumut fokus pada pencegahan dan rehabilitasi. Untuk pencegahan BNN Sumut akan coba merealisasikan program Ikan ( Integrasi Kurikulum Anti Narkoba). Bagaimana memasukkan kurikulum pelajar tentang bahaya narkotika, mulai dini sudah dikenalkan mindset narkoba itu bahaya.
“Jadi tidak ada lagi yang coba-coba dan penasaran yang ingin tahu. Saat ini kita juga sedang menjalankan program BNN Go To School. Jadi para pejabat BNN akan ditugaskan ke sekolah menjadi pembina upacara yg bertujuan mengedukasi soal bahaya penyalahgunaan narkoba. Tujuannya untuk menekan angka prevalensi di Sumut. Target kalau bisa keluar dari rangking 1 dulu,”ungkapnya.(id15)












