MEDAN (Waspada): Mantan Pengurus Partai Golkar Sumut, Khairul Indra, memprediksi jika Hendi Yanto Sitorus menjabat Ketua Partai Golkar Sumut diperkirakan tidak sampai satu periode.
“Saya perkirakan tidak sampai satu periode. Hendri akan diberhentikan di tengah jalan. Paska Hendri, DPP Partai Golkar akan mengambilalih, dan menetapkan Plt. Ketua untuk Golkar Sumut,” kata Heru, panggilan akrab Khairul Indra, kepada wartawan di Medan, kemarin.
Heru mengacu pada pengalaman ketika Ngogesa Sitepu menjabat Ketua Partai Golkar Sumut. Saat itu, katanya, Ngogesa menjabat Bupati Langkat. Karena kesibukannya sebagai bupati, waktu Ngogesa sangat terbatas mengurus Golkar Sumut.
“Ngogesa tidak bisa mengontrol partai secara utuh, dan memercayakan kendali partai kepada Sekretaris Irham Buana Nasution,” ujarnya.
Kondisi ini, lanjut Heru, memungkinkan muncul ketua-ketua kecil, yang justru bertindak melampaui kewenangannya. Ini membuat Ketua-ketua Partai Golkar kabupaten dan kota tidak nyaman karena mereka terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk melayani pengurus Golkar Sumut.
“Apakah Ngogesa tahu keadaan ini ? Tahu persis, tapi tidak berani menindak mereka,” ujarnya.
Menurut Heru, hanya Riza Fakhrumi Tahir, saat itu menjabat Wakil Sekretaris dan kemudian wakil ketua, yang selalu mengingatkan Ngogesa sudah terjadi penyalahgunaan wewenang di Golkar Sumut.
“Cuma Bang Riza Fakhrumi Tahir yang berani mengritisi keadaan tersebut, meski Bang Riza harus menghadapi resiko dikucilkan,” katanya.
Dikatakan, DPP Partai Golkar akhirnya memberhentikan Ngogesa dari jabatan Ketua Partai Golkar Sumut dan mengangkat Ahmad Doli Kurnia Tandjung. Selanjutnya, Doli mengganti Irham Buana kepada Riza Fakhrumi sebagai sekretaris, mengeluarkan beberapa pengurus dan pengurus yang diberhentikan di masa Ngogesa direkrut kembali.
Heru menjelaskan, Irham dan ketua-ketua kecil itu yang mengganggu Ngogesa. Sekarang, katanya, orang-orang yang mengganggu Ngogesa hingga bernasib diberhentikan ada di sekitar Hendri Sitorus.
“Orang-orang yang jadi penyebab Ngogesa diberhentikan, sekarang ada di sekitar Hendri Sitorus,” katanya.
Mantan Wakil Sekretaris Partai Golkar Sumut ini tidak yakin jika Hendri menjabat Ketua Partai Golkar Sumut bisa sampai satu periode. Terlalu berat bagi Hendri menjabat ketua selama satu periode. Prediksi Heru, Hendri paling lama tiga tahun menjabat ketua. Menghadapi Pemilu 2029, Hendri bakal diberhentikan.
“Ngogesa yang tinggal di Langkat saja tidak bisa mengontrol Golkar Sumut secara penuh, apalagi Hendri Sitorus yang tinggal di Labura. Ketua-ketua kecil makin banyak dan beranak pinak,” katanya.
Oleh karenanya, saran Heru, agar Hendri mengurungkan niatnya menjabat Ketua Golkar Sumut.
Menurutnya, Hendri belum berpengalaman mengelola organisasi tingkat Sumut. Urungkan niat menjadi Ketua Golkar Sumut. Lagi pula, belum tentu Hendri terpilih sebagai ketua.
“Bang Ijeck sudah mengantongi dukungan 32 DPD, delapan Ormas Harta Karya dan dua organisasi sayap. Suara pendukung Bang Ijeck saya pastikan tidak bakal beralih ke Hendri,” katanya.
Sejauh ini, Hendri belum dapat dikonfirmasi terkait hal tersebut. Hendri digadang gadang maju sebagai bakal calon ketua DPD Golkar periode 2025-2030. (cpb/rel)