MEDAN (Waspada): Dinas Kesehatan Kota Medan menanggapi laporan terkait dua pasien yang meninggal dunia di RSUD Dr Pirngadi Medan karena diduga obat yang diperlukan kosong. Kepala Dinas Kesehatan Medan, Yuda Pratiwi Setiawan (foto), bersama timnya, telah melakukan kunjungan langsung ke rumah sakit tanggal 2 September 2024 untuk menelusuri kejadian tersebut.
“Dalam pertemuan dengan manajemen dan tim medis RS Pirngadi, Kepala Dinas memanggil dokter RS, seorang dokter spesialis paru yang mengunggah video terkait kejadian ini di media sosial, namun ia tidak hadir. Berdasarkan investigasi awal, diduga pasien yang meninggal adalah inisial TI (48) dan KB (64),” katanya, pada Sabtu (7/9).
Pasien TI yang dirawat dengan diagnosis TB paru, diabetes melitus, dan gangguan elektrolit, kembali masuk ke rumah sakit pada 29 Agustus 2024 dengan keluhan sesak napas dan batuk. Sayangnya, obat Deksametason dan Salbutamol yang seharusnya diberikan pada 30 Agustus 2024 tidak tersedia.
Pasien akhirnya meninggal dunia pada pukul 23.50 WIB. Menurut hasil foto toraks, kondisi paru pasien mengalami kerusakan parah. Pasien KB yang dirawat dengan kanker paru metastasis dan gagal napas, juga tidak menerima injeksi Deksametason dan Salbutamol yang seharusnya diberikan pada 29 Agustus.
Namun, tim medis menyatakan bahwa kekosongan obat ini tidak memengaruhi kondisi pasien yang sudah sangat parah, mengingat pasien telah dipasang ventilator dan berada dalam kondisi kritis. Pasien dinyatakan meninggal dunia pada 30 Agustus 2024 pukul 06.40 WIB.
Dinas Kesehatan mengungkapkan bahwa audit medis terhadap kasus ini dilakukan oleh Komite Medis RSUD Dr Pirngadi, tanggal 2 September 2024 untuk mengetahui penyebab pasti kematian kedua pasien. Selain itu, rumah sakit disarankan untuk segera memperbaiki perencanaan kebutuhan obat (RKO) agar kekosongan obat tidak terulang kembali.
“Kami terus memantau hasil audit medis ini untuk memastikan langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan dengan cepat demi keselamatan pasien di masa mendatang,” ujar Yuda Pratiwi Setiawan.
Hasil audit medis resmi masih ditunggu, sementara dugaan sementara menyebutkan bahwa pasien TI meninggal karena sepsis akibat tingginya leukosit, dan pasien KB meninggal karena kanker paru metastasis. Perhatian lebih besar kini diberikan pada manajemen stok obat di rumah sakit guna memastikan perawatan pasien tetap optimal. (Cbud)