MEDAN (Waspada.id): Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) mencatat jumlah kasus Tuberkulosis (TB) yang harus ditemukan pada tahun 2025 mencapai 74.297 kasus. Namun, hingga 22 Agustus 2025, baru terdeteksi 33.194 kasus atau sekitar 45 persen.
Muhammad Faisal Hasrimy, AP., M.AP menjelaskan bahwa masih banyak tantangan di lapangan yang menghambat pencapaian target penemuan kasus TB. Salah satunya adalah tingginya turn over petugas kesehatan, sehingga pelayanan tidak berjalan optimal. Selain itu, banyak petugas yang harus menjalankan double job, serta masih ada tenaga kesehatan yang belum terlatih khusus dalam penanganan TB.
“Distribusi analis laboratorium juga belum merata di seluruh layanan kesehatan. Ini berpengaruh pada kecepatan dan ketepatan diagnosis TB,” ungkapnya Selasa (26/8).
Tidak hanya dari sisi tenaga kesehatan, Faisal menambahkan, dukungan keluarga terhadap pasien TB juga masih kurang maksimal. Pasien sering menghadapi stigma sosial yang membuat mereka enggan melanjutkan pengobatan. Faktor lain seperti jarak rumah pasien ke fasilitas kesehatan turut menjadi hambatan.
Selain itu, belum semua layanan kesehatan swasta melaporkan kasus TB yang mereka tangani, sehingga angka kasus di lapangan bisa lebih besar dari data resmi yang ada.
Dinkes Sumut menegaskan perlunya kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk mempercepat penemuan kasus TB dan memastikan pasien mendapat pengobatan tuntas.
“Kalau semua pihak bergerak bersama, target eliminasi TB bisa lebih cepat tercapai,” tandasnya. (Id20)
