Scroll Untuk Membaca

Medan

KB Faktor Pendukung Untuk Mencapai Keluarga Sejahtera

Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Keluarga Berencana (KB) sangat penting untuk mencapai keluarga sejahtera dan salah satu program BKKBN adalah mengatasi kemiskinan dengan program Keluarga Berencana.

Demikian Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut Muhammad Irzal, dalam pertemuan dengan forum jurnalis BKKBN Sumut, Jumat (14/4) di Medan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

KB Faktor Pendukung Untuk Mencapai Keluarga Sejahtera

IKLAN

Menurutnya, BKKBN adalah lembaga yang diberi amanah untuk mengatur dan mengelola penduduk.
“Juga bagaimana keluarga mengetahui prpgram BKKBN mengatasi kemiskinan,” katanya didampingi Sekretaris Yosrizal.

Karena itu, menurutnya, pentingnya meningkatkan SDM yang berkualitas, bagaimana masyarakat memahami pendewasaan usia perkawinan bagi perempuan 21 tahun dan 25 tahun bagi laki laki.

“Maka, keluarga perlu memahami persiapan perkawinan, lalu persiapan kehamilan dan bagaimana kesiapan menjadi seorang ibu,” ujarnya.

Maka, lanjut Irzal perlunya kesehatan reproduksi. Kapan dia harus menikah. Bagaimana keharmonisan dalam keluarga.

“Ada delapan fungsi keluarga untuk menciptakan keluarga berkualitas seperti fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan,” sebutnya.

Peran media
Dalam pertemuan itu, kepala perwakilan BKKBN Sumut memandang pentingnya peran media seperti program saat ini untuk penurunan angka stunting di Sumut.

“Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, Sumut berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 4,7%, menjadi 21,1%, dari sebelumnya 25,8% pada tahun 2021. Ini berkat peran media yang menyampaikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia juga berharap media bisa memberikan informasi strategis seperti pentingnya KB untuk keluarga sejahtera. Tersedianya obat dan alat kontrasepsi di fasilitas pelayanan kesehatan.

“Masih ada masyarakat belum tau
dimana dia mendapatkan program kb. Akibatnya terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Tidak direncanakan kehamilan karena pasangan usia subur (PUS) tidak memakai Alkon. Suami juga diharapkan memberikan izin kepada istrinya untuk ber kb,” ujarnya.
Dengan adanya PUS yang belum terlayani Alkon, hal ini menurutnya, bisa menyebabkan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting.
Pertemuan yang dibarengi buka bersama juga dihadiri Humas perwakilan BKKBN Sumut Ary Armawan dan lainnya.(m22)

Waspada/ist
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut Muhammad Irzal didampingi Sekretaris Yosrizal saat berlangsungnya pertemuan dengan wartawan.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE