MEDAN (Waspada): Kecurigaan masyarakat Sumut kepada Pj.Gubsu Agus Fatoni, melakukan cawe-cawe dalam Pilkada Sumut belum berhenti. Buktinya, pada Rabu (4/9), puluhan massa mendatangi Kantor Gubsu, melakukan aksi unjukrasa. Hari itu, massa dari Presedium Front Marhaenis Indonesia (FMI) Sumut meminta Agus Fatoni, untuk netral dalam Pilkada Sumut.
Aksi unjukrasa FMI Sumut hari itu diberi judul Tumbangkan Dinasti Politik Jokowi di Sumut Secara Demokratis. Massa yang datang dilengkapi dengan sejumlah poster berisikan tulisan kecaman terhadap politik dinasti.
Di antara tulisan di poster berbunyi: Tumbangkan Politik Dinasti Di Sumut. Pj.Gubernur Jangan Cawe-cawe Soal Pilkada. PON Ajang Prestasi Bukan Unjuk Dinasti, dan sejumlah poster dan spanduk lainnya.
Presidium FMI Sumut Badia Sitorus, dalam pernyataan sikapnya menyebutkan beberapa hal tentang praktik dinasti politik yang sedang terjadi sekarang ini. Salah satunya tentang prilaku Presiden Jokowi yang membunuh lawan-lawan politiknya.
Caranya dengan manfaatkan kekuasaan dan keluarganya di pos-pos strategis di sistem pemerintahan Indonesia. Praktik dinasti politik ini dilakukan, agar Jokowi, tetap dilingkaran kekuasaan, dari pada mematuhi undang-undang.
Kata Badia Sitorus, petualangan politik Jokowi ini direncanakan dan diorganisir dengan rapi sampai ke Sumut. Semua itu dapat dilihat dari menantu Presiden Jokowi, yakni Bobby Nasution, mencalonkan sebagai Gubsu. Sedangkan untuk memenangkannya di Pilkada ditempatkanlah Agus Fatoni, sebagai Pj. Gubsu.
Dugaan ditempatkannya Agus Fatoni sebagai Pj.Gubsu hanya untuk mendukung Bobby Nasution, menjadi Gubsu, terlihat dari beberapa indikasi.
Salah satunya adalah digantinya Pj. Gubsu sebelumnya Hassanudin, kepada Agus Fatoni. “Maka monopoli kekuasaan ini harus ditumbangkan di Sumut. Rakyat sering dimanipulasi dengan bantuan sosial, dengan memanfaatkan kesenjangan sosial dalam hajatan pesta demokrasi yang akan datang,” kata Badia Sitorus.
Karena itu, manurut Badia, rakyat harus tahu kondisi ini. Rakyat juga harus ‘melek’ politik dan rakyat harus menolak lingkar kekuasaan, seperti yang dilakukan keluarga Presiden Jokowi. “Karena itu Front Marhaenis Indonesia melawan, menolak, menyerukan dan menggugat keluarga Presiden Jokowi,” tambahnya.
Adapun tuntutan dan imbauan yang disampaikan FMI Sumut dalam aksi hari itu, yakni, meminta masyarakat untuk secara khusus memonitor Pj.Gubsu Agus Fatoni. Yakni, agar dia bersikap netral dan menjalankan kerjanya sebagai abdi negara, bukan ikut-ikutan cawe-cawe dalam momentum Pilkada 2024.
Massa FMI Sumut juga mengingatkan Pj.Gubsu dan pejabat-pejabat yang masuk sebagai panitia dipelaksanaan PON, untuk benar-benar fokus melaksanakan event nasional ini. Karena yang dibutuhkan rakyat pada PON ini adalah Sumut meraih juara umum, bukan melakukan cawe-cawe politik Pilkada.
Terakhir, FMI Sumut menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat sipil. Yakni, agar bersama-sama ikut menumbangkan kekuasaan dinasti politik keluarga Presiden Jokowi. Karena hal ini sangat berbahaya pada kesehatan nilai-nilai demokrasi, dan tidak lagi bersumberkan pada Pancasila. (m07)