Scroll Untuk Membaca

Medan

Kegiatan Pemko Medan Kini Dominan Warna Biru

Kegiatan Pemko Medan Kini Dominan Warna Biru
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Kegiatan kegiatan Pemko Medan kini dominan menggunakan warna biru atau bernuansa biru padahal jauh sebelum masa politik, terlihat lebih menggunakan nuansa hijau.

Nuansa biru ini terlihat pada spanduk, dekorasi dan bahkan peserta peserta pada beberapa kegiatan Pemko menggunakan baju seragam seperti kaos berwarna biru.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kegiatan Pemko Medan Kini Dominan Warna Biru

IKLAN

Apakah ini ada unsur politis atau tidak, Pengamat Pemerintahan, Shohibul Ansor Siregar berpendapat memang masalah warna tidak diatur oleh regulasi. Tetapi inilah yang akan bisa dijadikan gimmick yang memberikan pesan untuk memilih pasangan capres tertentu.

“Masalah warna dalam protokoler Pemerintahan Kota Medan tak diatur oleh regulasi, maka ia dapat dimainkan sebagai bagian dari gimmick politk secara leluasa. Bagaimana jika gimmick ini bertujuan memberi pesan agar memilih pasangan capres tertentu? Rasanya tidak juga dapat dihadapkan pada potensi-potensi pelarangan tertentu,” katanya kepada Waspada pada Kamis (18/1)

Jelasnya lagi, bagi yang memahami makna dan tujuan gimmcik itu sebagai bagian dari kampanye terselubung untuk pasangan capres tertentu dan dia setuju dengan isi pesan, ia akan merasa senang dan berterimakasih kepada Pemko Medan dan bereaksi positif.

Sebaliknya jika seseorang memahaminya sebagai pesan untuk memilih pasangan capres tertentu dan ia tak suka, maka ia akan menimbang cara menghadapinya.

Shohibul Ansor bahkan menerangkan terkait pengggunakan warna ini, seseorang bisa memuji Pemko Medan, karena memahami gimmick itu dan memberitahu kepada sesama pendukung pasangan capres yang dimaksudkan untuk saling memperkuat.

Sebaliknya orang yang tidak suka akan bereaksi negatif dan memberitahu keberatannya untuk maksud beroleh dukungan dari sesama pendukung.

Perbedaan argumen di antara kedua kelompok mengacu pada hanya dimensi etik. Tetapi itu dapat amat efektif di tangan orang yang berkeahlian.

Misalnya, bagi pendukung hal itu akan menjadi kesempatan memberi support kepada sesama dengan inti pesan: “jangan takut, kita bersama penguasa”.

Sebaliknya bagi seorang ahli yang tidak suka, gimmick itu lebih dari cukup untuk dijadikan bahan kritik mendasar mulai dari masalah good governance, politik dinasti dan sebagainya.

“Setahu saya dalam suasana formal organisasi pemerintahan bahkan sebetulnya dipantangkan mengacungkan jari telunjuk tegak yang potensil dapat dimaknai sebagai dukungan kepada pasangan capres Amin, atau dua jari tegak yang potensil dimaknai sebagai dukungan simbolik untuk pasangan capres Prabowo-Gibran dan tiga jari tegak yang potensil dapat dimaknai sebagai dukungan simbolik untuk pasangan Capres Ganjar-Mahfud,” katanya.

Sementara itu, ia mengatakan gimmcik ini tidak berhenti pada gimmick itu sendiri, melainkan peluang menginterpretasikan hal-hal yang jauh lebih terstruktur dan masif di bawah permukaan.

Hal-hal yang begini sangat relevan untuk pengkajian mendalam tentang ancaman atas integritas pemilu dalam kaitannya dengan kekuasaan pemerintah nasional maupun lokal.(cbud)

Teks: Kegiatan Pemko Medan bernuansa biru.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE