MEDAN (Waspada.id): Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyalurkan bantuan tanggap darurat senilai Rp.250 juta bagi warga yang terdampak banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera Utara.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Qosbi, S.Ag, MM di Medan, Senin (1/12/2025).
Kepala Subdit PAI pada PTU Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag RI Khaerul Umam yang hadir langsung ke Sumatera Utara menyebut penyerahan ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Agama agar proses penggalangan dan distribusi bantuan dilakukan secara terkoordinasi, sehingga kebutuhan pemulihan dapat dipenuhi secara cepat, tepat, dan terukur.
Bantuan ini diprioritaskan untuk kebutuhan mendesak, seperti dukungan logistik bagi warga yang terisolasi.
“Bantuan ini kita salurkan untuk meringankan beban warga yang terdampak banjir dan longsor. Semoga bisa mempercepat pemulihan layanan pendidikan,” ujarnya.
Menindaklanjuti kondisi darurat tersebut, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin sebelumnya telah menerbitkan edaran nomor 5818/SJ/B.VI/Kp.01.2/11/2025 pada 28 November 2025, yang mengimbau seluruh ASN Kemenag ikut berkontribusi dalam penanganan bencana.
“Banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, dan sejumlah daerah lainnya telah menyebabkan kerusakan signifikan pada lembaga pendidikan Islam. Ruang kelas terendam, asrama santri rusak, dan banyak perlengkapan belajar hanyut terbawa arus,” tambah Kasubdit.
Ia juga mengatakan Ditjen Pendidikan Islam memastikan asesmen lanjutan terus dilakukan, baik untuk pemulihan darurat maupun perencanaan rehabilitasi sarana pendidikan keagamaan.
Pemantauan terhadap kegiatan belajar mengajar di madrasah dan pesantren yang terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat juga dilakukan secara intensif untuk memastikan seluruh satuan pendidikan dapat kembali beroperasi setelah kondisi dinyatakan aman.
Ditjen Pendidikan Islam melakukan koordinasi berjenjang bersama Kanwil Kemenag di tiga provinsi terdampak, termasuk dengan para Kepala Bidang Pendidikan Madrasah dan Pendidikan Pesantren, guna menghimpun laporan terkini terkait kerusakan dan kesiapan pemulihan.
Sebagai langkah mitigasi terhadap potensi keterlambatan belajar, Kemenag juga mendorong madrasah dan pesantren yang tidak terdampak untuk memberikan dukungan, mulai dari peminjaman ruang belajar sementara, penyesuaian jadwal, hingga opsi pembelajaran jarak dekat bagi siswa dan santri yang terdampak.
“Kami memastikan proses pendidikan tetap berjalan, meskipun harus melalui sejumlah penyesuaian. Koordinasi terus kami lakukan agar kebutuhan madrasah dan pesantren di daerah bencana dapat segera terpenuhi,” tambahnya.
Ia menegaskan komitmen Kemenag untuk terus mengawal proses pemulihan pendidikan keagamaan. “Pemulihan madrasah dan pesantren adalah tanggung jawab bersama. Kami berupaya memastikan anak-anak tetap mendapatkan hak pendidikannya,” pungkasnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara didampingi Ketua Tim Pendidikan Agama Islam Bidang Pakis H. Muhammad Asrul, S.Ag, M.Pd menyampaikan rasa terima kasih ke pada Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam atas bantuan yang disalurkan.
Kakanwil Kemenagsu memastikan bantuan tersebut akan diserahkan ke pada yang berhak sehingga membantu pemulihan rumah ibadah di sekolah.
“Kami ucapkan terima kasih atas bantuannya. Kami akan menyalurkan ke pada yang berhak mendapatkannya sesuai dengan kebutuhan dari Ditjen PAI. Semoga bencana ini segera berlalu dan anak-anak kita bisa dapat bersekolah kembali,” ucap Kakanwil.(id18)












