Scroll Untuk Membaca

Medan

Ketua IDAI Sumut Soroti Kaitan Pengeluaran Rokok Dengan Tingginya Angka Stunting Di Indonesia

Ketua IDAI Sumut Soroti Kaitan Pengeluaran Rokok Dengan Tingginya Angka Stunting Di Indonesia
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K). Waspada/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K), menyuarakan keprihatinannya terhadap tingginya angka pengeluaran rumah tangga untuk rokok, yang justru berdampak pada meningkatnya risiko stunting pada anak-anak di Indonesia.

Berdasarkan data terbaru, pengeluaran rumah tangga untuk rokok mencapai Rp91,9 ribu per kapita per bulan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti beras (Rp61,8 ribu), ikan, sayur, buah, telur, maupun susu. Kondisi ini mencerminkan bahwa rokok masih menjadi prioritas utama dalam pengeluaran rumah tangga, mengalahkan kebutuhan pangan bergizi.

“Ketika uang belanja lebih banyak habis untuk rokok, maka asupan gizi keluarga — terutama anak-anak — akan sangat terganggu. Ini salah satu penyebab kenapa prevalensi stunting sulit diturunkan,” tegasnya.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Menurut Ketua IDAI Sumut, keluarga yang mengutamakan rokok dalam belanja bulanan cenderung mengabaikan pentingnya protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.

Penelitian nasional menunjukkan bahwa rumah tangga perokok memiliki asupan gizi anak yang lebih rendah dibandingkan rumah tangga non-perokok.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Kesehatan juga berulang kali menegaskan bahwa konsumsi rokok menjadi salah satu hambatan besar dalam upaya penanggulangan stunting nasional.

Tak hanya dari sisi ekonomi, dampak rokok juga hadir secara langsung. Asap rokok yang terpapar pada anak-anak meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya, yang dapat memperparah kondisi stunting.

“Kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya para orang tua, untuk mulai sadar. Mengurangi bahkan menghentikan konsumsi rokok, dan mengalihkan dana tersebut ke kebutuhan pangan bergizi akan jauh lebih bermanfaat bagi masa depan anak-anak kita,” tutup Ketua IDAI Sumut.

Upaya penurunan angka stunting perlu didukung dengan kesadaran kolektif tentang pola pengeluaran yang lebih sehat dan berpihak pada kesejahteraan anak. Tanpa perubahan perilaku konsumsi ini, target nasional untuk menurunkan stunting akan terus menghadapi tantangan besar. (cbud)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE