MEDAN (Waspada): Kepolisian di Sumut khususnya Kota Medan dinilai lemah mengatasi aksi-aksi kekerasan dilakukan kelompok-kelompok geng motor, termasuk juga premanisme yang masih saja meresahkan masyarakat.
Hal ini dikarenakan masih kerap terjadi perkelahian, perusakan, perampokan, bahkan pembunuhan dilakukan kelompok-kelompok geng motor, juga preman.
Meski pihak kepolisian menyatakan tegas “menghabisi” premanisme dan geng motor, namun kenyataannya tidak seperti yang disampaikan. Justru premanisme dan geng motor semakin berani dan merajalela.
Kontradiksi tersebut disampaikan Khairi Amri (foto), mantan mahasiswa UMSU saat ini menjabat ketua KAMI Medan.
Kepada Waspada, Kamis (22/6), Khairi Amri menyebut pihak kepolisian terlalu lemah dan lambat menangani kasus-kasus premanisme dan aksi geng motor di kota Medan. Malahan menurutnya, peristiwa kejahatahan, pembegalan kerap terjadi.
“Ini akan menjadi preseden buruk kepada pihak kepolisian yang saat ini kinerjanya sedang disorot masyarakat. Kasus mencekam adalah tewasnya mahasiswa UMSU yang dibegal, belum lama ini,” kata dia.
Menurutnya, kota Medan adalah barometer atau kata lainnya miniatur Indonesia. Selayaknya masyarakat yang ada di kota Medan mendapatkan jaminan keamanan yang lebih, karena penguasa kota Medan adalah orang – orang terpilih.
“Wali Kota Medan bukanlah sembarang orang, dan kelas Polrestabes Medan berada pada grade A, bahkan banyak mantan Kapolrestabes menjadi Kapolri. Artinya kepolisian di wilayah hukum kota Medan adalah polisi-polisi terpilih, tapi kenapa kasus begal di kota ini tidak bisa diatasi. Mau berapa banyak lagi mahasiswa, pelajar, masyarakat yang mengalami pembegalan,” sebutnya menaruh duka cita mendalam atas tewasnya mahasiswa UMSU tersebut.
“Kami satu almamater, maka haruslah diperjuangakan sehingga tidak terjadi lagi kasus serupa. Apalagi baru saja dikukuhkan seorang guru besar di UMSU, Prof DR Irjen Dadang Hartanto yang juga mantan Kapolrestabes Medan,” jelasnya.
Ia kemudian meminta Kapolrestabes Medan dan jajaran tegas dan berani membersihkan premanisme dan pelaku begal yang embrionya berasal dari kelompok-kelompok geng motor.
Karena, menurutnya, jika hal itu dibiarkan berlarut larut, akan melahirkan hukum rimba di Kota Medan.(m10)
Teks foto
Khairi Amri, mantan mahasiswa UMSU saat ini menjabat ketua KAMI Medan. Waspada/ist