MEDAN (Waspada.id): Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, menyambut Hari Internasional Pemberantasan Kemiskinan atau “International Day for the Eradication of Poverty” di lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli, Medan.
Hal itu dilakukah Bidang Komisi Sosial dan Bencana MUI Sumut, dengan menggelar kegiatan mandiri dakwah di DAS Deli kepada 50 warga Dhuafa, Fuqara’ /Masakin Binaan.
Kegiatan ini dilakukan pada enam titik rawan banjir DAS Deli dan DAS Babura, yaitu Gg Pasir Jalan S. Parman, Gg Lembah/Gg Kesatri, Jalan Brigjen Katamso, Jln Badur, Kampung Kubur, dan Kebun Bunga.
Kegiatan dititik pusatkan pada hari Jum’at, 17 Oktober 2025 pukul 14.00 bertempat di Jalan Palang Merah Gg Jembatan.
Alhamdulillah acara ini bersinergi dengan BAZNAS Provinsi Sumatera Utara, yang diketuai oleh Prof. Dr. H.Mohammad Hatta, dengan memberikan bantuan 50 pack Beras dan dan 5 pack daging hewan qurban (daging dam haji) tahun 2025 yang disembelih di Saudi Arabia dengan bentuk kemasan siap saji kepada masyarakat DAS Deli.
Baznas Provsu yang diwakili Safril Hasibuan yang menyampaikan dalam sambutannya bahwa Ketua BAZNAS Provsu tidak bisa hadir, karena ada acara yang sama seperti ini memberi bantuan kepada Muallaf di Kabupaten Karo.
Safril Hasibuan menyampaikan semoga bantuan bermanfaat bagi penerima sambil juga mejelaskan tata cara menyajikan daging siap saji.

Pembagian daging hewan qurban kepada warga. Waspada.id/ist
Menurut Dra. Hj.Laila Rohani, M.Hum sebagai Ketua Bidang Sosben MUI Sumut mengimbau sahabat Sosial Bencana MUI Sumut untuk menyumbang memberi makan para dhu’afa.
Alhamdulillah dana terkumpul dapat menyediakan 65 paket nasi/snack dan oleh-oleh biskuit untuk dibawa pulang kepada keluarga ke rumah masing-masing.
Laila mengucapkan terimakasih kepada sahabat Sosben, semoga apa yang menjadi niat sedekah tersebut dapat dikabulkan Allah.
“Kegiatan ini tidaklah mampu secara spontan memberantas kemiskinan,” kata Dra. Hj.Nani Ayum, M.A Panggabean, Sekretaris selaku Bidang Sosben, tetapi Kaidah Fiqh menyatakan Ma la yudraku kulluhu la yutraku kulluhu adalah kaidah berarti “apa yang tidak bisa dicapai keseluruhannya, tidak boleh ditinggalkan seluruhnya”.
Setidaknya prinsip semangat peduli kemiskinan itu jangan sampai ditinggalkan, walaupun keseluruhan pengentasan kemiskinan itu harus dilaksanakan dengan tindakan kolektif
Dakwah singkat disampaikan Dra.Hj. Nani Ayum Panggabean, M.A dan Heri Syahputra, S.Th.I, M.TH, pada dasarnya dihimbau untuk meningkatkan sikap syukur dan bersabar.
Sahabat Sosben yang hadir adalah Sakdiyah Rahman dan Afni Zahara, sementara yang lain ada tugas kedinasan dan ada berada di luar kota.
Sedekah memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial dan ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT.
Sedekah bukan hanya sekadar memberi, tetapi juga merupakan cara untuk membersihkan harta, menumbuhkan empati, dan memperkuat keimanan seseorang.
Kegiatan peduli dan berbagi empati ini dengan memberikan sedekah kepada fakir miskin adalah tindakan mulia yang dapat membawa berkah dan kemuliaan bagi pemberi maupun penerima. Insha Allah Hidup Berkah di dunia dan bahagia di akhirat.
Tema tahun ini berfokus pada mengakhiri perlakuan buruk sosial dan kelembagaan dengan memastikan rasa hormat dan dukungan efektif bagi keluarga, dengan tujuan yang jelas.
Yaitu, mengutamakan mereka yang terbelakang dan membangun lembaga yang membantu keluarga tetap bersatu, berkembang, dan membentuk masa depan mereka sendiri.
Selanjutnya, menurut Assoc.Prof. Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D-ketua Komisi Sosial MUI Sumut berpendapat, keluarga miskin sering menghadapi stigma dan praktik hukuman di tempat-tempat yang seharusnya membantu.
Seperti sekolah, klinik, kantor kesejahteraan sosial, dan sistem perlindungan anak.
Para ibu tunggal, keluarga adat, dan kelompok-kelompok yang secara historis terdiskriminasi melaporkan adanya penghakiman dan kendali yang mengikis kepercayaan dan wewenang, terkadang berujung pada perpisahan keluarga akibat kemiskinan, yang mengakibatkan dampak emosional dan sosial yang berkepanjangan bagi anak-anak dan orang tua.

Kegiatan mandiri dakwah di DAS Deli kepada 50 warga Dhuafa, Fuqara’ /Masakin Binaan. Waspada.id/ist
Tiga Perubahan
Untuk mengubah arah, tema Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan 2025 mendesak tiga perubahan.
Yakni, dari kendali ke kepedulian: Rancang layanan yang berawal dari kepercayaan. Kurangi persyaratan yang bersifat menghukum, sederhanakan dokumentasi, dan utamakan interaksi yang saling menghormati dan berpusat pada individu.
Dari pengawasan ke dukungan: Seimbangkan kembali investasi dari pemantauan dan pemindahan menuju layanan penguatan keluarga: dukungan pendapatan, pengasuhan anak yang berkualitas, perumahan yang layak, perawatan kesehatan mental, dukungan pengasuhan anak, dan akses ke keadilan.
Dari atas ke bawah hingga solusi yang diciptakan bersama: Melibatkan keluarga yang hidup dalam kemiskinan di setiap tahap-penilaian, desain, penganggaran, penyampaian, dan evaluasi, sehingga kebijakan mencerminkan kebutuhan dan kendala nyata.
Mari mengakhiri kemiskinan mencakup martabat, keadilan, dan rasa memiliki, bukan hanya pendapatan. (id06/rel)