MEDAN (Waspada.id): Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi RI), Hj. Meutya Viada Hafid, B.Eng., M.IP menjadi narasumber mengisi kuliah perdana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMSU pada Semester Ganjil TA 2025/2026.
Kegiatan berlangsung di Auditorium UMSU, Senin (29/9) dihadiri ratusan Mahasiswa Baru FISIP UMSU Angkatan 2025 dan perwakilan mahasiswa FKIP dan FIKTI UMSU.
Dekan FISIP UMSU, Dr. Arifin Saleh, MSP menyampaikan rasa senangnya karena di hari pertama perkuliahan pada semester ganjil TA 2025/2026, Menkomdigi RI Meutya Hafid hadir memberi perkuliahan untuk mahasiswa baru.
“Ini awal yang baik untuk seluruh mahasiswa FISIP dan juga mahasiswa UMSU karena kuliah perdana kita langsung diisi Menkomdigi. Kita sangat senang dan berterima kasih atas kehadiran Bu Meutya Hafid di kampus UMSU,” katanya kepada wartawan didampingi WD 1 Dr. Abrar Adhani dan WD 3 Dr. Yurisna Tanjung.
Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP dalam sambutannya di hadapan menteri dan seluruh peserta menyampaikan berbagai kemajuan yang sudah diperoleh UMSU dan berbagai program dan rencana ke depannya.
“Minat masyarakat masuk ke UMSU Alhamdulillah masih tetap tinggi. Tahun 2025 ini ada 4.125 mahasiswa baru dan ini masih akan terus bertambah. Kuliah perdana ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa baru untuk membuka cakrawala berpikir. Kehadiran Ibu Menteri Meutya Hafid tentu menjadi inspirasi sekaligus motivasi agar mahasiswa UMSU terus berprestasi, berinovasi, dan siap selalu menghadapi era digital,” ujarnya.
Menkomdigi Meutya Hafid dalam paparannya mengambil tema “Optimalisasi Potensi Gen Z dan AI Menuju Indonesia Emas”.
Ia menekankan pentingnya peran generasi muda, terlebih yang masuk dalam golongan generasi Z dalam menghadapi perkembangan teknologi.
“Gen Z adalah tulang punggung Indonesia Emas 2045. Dengan memanfaatkan potensi Artificial Intelligence secara bijak, saya yakin generasi muda termasuk mahasiswa UMSU akan berperan menuju Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing global,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Meutya Hafid juga menyampaikan bahwa AI akan menjadi sistem yang terus berkembang seiring dengan ketersediaan data yang menjadi salah satu kekuatannya. Potensi AI generatif, misalnya berpotensi menambah USD 2,6-4,4 Triliun per tahun bagi ekonomi global dan ekonomi digital Indonesia 2025 diproyeksikan mencapai USD 146 miliar.
Tapi harus tetap diingat, AI harus digunakan dengan etika, transparansi, dan berpihak kepada manusia. “AI hanyalah alat, tetap butuh kendali manusia. Jadikan AI sebagai mitra, bukan menjadi tuan,” pungkasnya memberi motivasi.
Usai kuliah perdana, Rektor UMSU melakukan penyerahan cenderamata kepada Meutya Hafid disusul penyerahan cenderamata dari FISIP UMSU sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih. (id14)