MEDAN (Waspada.id): Setelah Kasus salah tangkap Ketua Nasdem Sumatera Utara (Sumut), Iskandar ST pada Rabu (15/10) lalu di Bandara Kualanamu, sejumlah pihak menyampaikan permintaan maaf yakni Garuda Indonesia, Angkasa Pura Aviasi, dan Otoritas Bandara (Otban) Wilayah II Kualanamu.
Permohonan maaf secara resmi disampaikan dalam pertemuan berlangsung dengan Ketua DPW Nasdem Sumut, Iskandar ST, di Kantor DPW NasDem Sumut, Jalan H.M. Yamin, Kota Medan, Kamis (23/10) sore.
General Manager (GM) Garuda Indonesia, Agny Gallus Pratama, menyampaikan bahwa kehadiran mereka merupakan bentuk tanggung jawab moral kepada pelanggan.
“Beliau adalah pelanggan setia Garuda. Kami datang untuk meminta maaf dan bersilaturahmi. Kami juga terus mendampingi beliau pasca kejadian hingga tiba di Jakarta,” ujarnya.
Gallus menegaskan bahwa Garuda Indonesia akan melakukan evaluasi internal dan memastikan seluruh prosedur pelayanan serta keamanan penumpang dijalankan sesuai standar operasional.
“Kami terus berbenah dan terbuka terhadap saran dari Pak Iskandar. Harapan kami, beliau tetap percaya dan terbang bersama Garuda Indonesia,” tambahnya.
Senada, GM Gapura Angkasa, Anggie Budi Pratama, turut menyampaikan keprihatinan atas peristiwa yang mencoreng kenyamanan penumpang.
“Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Iskandar. Kami akan menindaklanjuti hal ini bersama pihak Avsec agar pelayanan dan kenyamanan di bandara terus meningkat,” ucapnya.
Sementara itu, Kabid Keamanan Otban Wilayah II, Muhammar Muchtar, menilai kejadian ini menjadi bahan evaluasi penting.
Ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak agar pelayanan di bandara lebih baik lagi.
“Ke depan, pengawasan dan prosedur protokoler akan kami perketat,” tegasnya.
Selanjutnya, Head of Corporate Secretary & Legal PT Angkasa Pura Aviasi, Dedi Al Subur, menyebutkan bahwa pihaknya secara keseluruhan sangat menyesalkan insiden tersebut. “Kami turut prihatin dan mohon maaf atas kejadian ini,” sebut Dedi.
Sementara Iskandar ST menyatakan, menerima permintaan maaf dari seluruh pihak dan mengapresiasi langkah terbuka yang diambil.
“Saya menerima permohonan maaf ini karena disampaikan secara terbuka di hadapan media. Ini bagian dari pemulihan nama baik saya sesuai somasi yang sudah saya layangkan,” katanya.
Iskandar menegaskan bahwa reputasinya tidak bisa dicemarkan begitu saja.
“Saya penerima Satya Lencana dari Presiden SBY. Nama baik tidak mudah dibangun, apalagi jika dikaitkan dengan isu moral seperti judi online itu tidak benar sama sekali,” ujarnya dengan tegas.
Iskandar berharap, pihak Garuda dan bandara benar-benar melakukan pembenahan menyeluruh agar insiden serupa tidak terulang.
“Saya menunggu komitmen tindakan nyata. Kalau tidak ada, tentu saya akan kecewa,” tambahnya.
Pertemuan tersebut menandai akhir dari polemik yang sempat menjadi perhatian publik. Semua pihak berkomitmen menjadikan peristiwa ini sebagai momentum introspeksi dan peningkatan layanan publik di sektor penerbangan, khususnya di Bandara Kualanamu.
Diketahui, insien salah tangkap yang dialami Iskandar terjadi pada Rabu (15/10) sekitar pukul 19.25 WIB saat dia menaiki pesawat Garuda GA193 dari Bandara Kualanamu Internasional tujuan Jakarta.
Saat itu, Iskandar yang sudah berada di dalam pesawat Garuda Indonesia tiba-tiba dipaksa turun oleh sejumlah personil Polrestabes Medan. Mereka beralasan sedang mencari seseorang yang diduga terlibat judi online bernama Iskandar.
Sayangnya meski sudah menjelaskan identitasnya, Iskandar ST tetap dipaksa turun dan dimintai keterangan hingga membuat penerbangan tertunda. Ironisnya, setelah yakin Iskandar ST bukan sosok yang mereka cari, mereka langsung meninggalkan Iskandar ST begitu saja.
Hal ini memicu kemarahan Iskandar ST hingga kemudian membuat somasi terbuka dan berencana menempuh jalur hukum. Peristiwa salah tangkap ini juga mendapat kecaman dari berbagai pihak, hingga membuat pihak kepolisian meminta maaf. (id16)