MEDAN (Waspada) : Wakil Ketua Korbid Politik, Hukum dan HAM DPD Partai Golkar Sumatera Utara, Riza Fakhrumi Tahir (foto) mengungkap Ketua DPP Partai Golkar, Lamhot Sinaga, membantah telah meminta Sekretaris Partai Golkar Labuhanbatu Utara untuk berkordinasi dengan Ketua DPD Partai Golkar di Sumut.
Riza mengatakan hal itu di Medan, Jumat (6/6) menyusul viralnya pesan WA kepada Ketua DPD Partai Golkar di Sumut dari Sekretaris Partai Golkar Labuhanbatu Utara, Indra Simatupang.
Di pesan itu, Waketum DPP Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Lamhot Sinaga, Buyung Sitorus, Irham Buana Nasution dan Dody Thaher, disebutkan meminta Indra Simatupang berkordinasi dengan Ketua Partai Golkar kabupaten.
Menurut Riza, dia faham isi pesan itu, yakni untuk meminta dukungan DPD Partai Golkar kabupaten dan kota kepada Hendri Yanto Sitorus maju sebagai Ketua Partai Golkar Sumut, karena sebelumnya mereka juga telah dihubungi langsung oleh Indra Simatupang.
Riza mengatakan Lamhot itu kawan lamanya di KOSGORO 1957 dan Partai Golkar. Karena namanya dibawa-bawa, maka pesan dari Indra Simatupang yang viral, itu dia forward ke Lamhot.
Lamhot kemudian menelepon Riza, dan membantah ada meminta Indra menghubungi Pengurus Golkar kabupaten dan kota. “Itu hoax, saya tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan Indra Simatupang,” kata Lamhot, sebagaimana disampaikan Riza
Menurut Riza, dia sangat faham cara Lamhot berpolitik. Kalau terkait Sumut, ujarnya, Lamhot pasti berkordinasi dengan Riza.
“Tapi, soal sikapnya mendukung Hendri Sitorus, kami tidak ada kontak. Maka, saya pun tidak yakin Lamhot telah meminta Indra menghubungi Pengurus Golkar kabupaten dan kota untuk mendukung Hendri. Saya juga tidak yakin, Lamhot ada di belakang Hendri Sitorus. Tidak mungkin Lamhot berani mengatasnamakan DPP untuk mendukung Hendri Sitorus,” katanya.
Ketua KOSGORO 1957 Sumut, itu menjelaskan, sejak Golkar Labura mengalihkan dukungan dari Musa Rajekshah kepada Hendri Sitorus, dia sudah mencium ada pihak yang mencatut nama DPP Partai Golkar untuk mendukung Hendri.
Para Ketua DPD Golkar kabupaten dan kota melaporkan bahwa mereka selalu dihubungi dan diberitahu DPP Partai Golkar sudah mendukung Hendri. Mereka juga diancam jabatannya di Golkar maupun DPRD bakal dicopot jika tidak mendukung Hendri.
“Saya selalu bilang sama kawan-kawan, DPP yang mana ? Kalau cuma oknum DPP yang berkepentingan, abaikan saja. Rujukan kita cuma Ketum Bahlil. Dengan adanya pengakuan Lamhot itu, maka semakin jelas kebohongan Tim Hendri. Lamhot telah mempertegas, tidak ada dukungan atau arahan DPP maupun oknum yang mengatasnamakan DPP untuk Hendri,” katanya.
Menurut Riza, sampai hari ini DPP Partai Golkar tidak ada mendukung seseorang menjadi ketua Partai Golkar, di semua Musda provinsi di Indonesia. “Ketum Bahlil, itu seorang aktifis. Kami sama-sama berlatarbelakang HMI. Dari berbagai pidatonya, saya sangat faham mindset demokrasi Ketum Bahlil,” ujarnya
Dikatakan, Ketum Bahlil ingin Musda berlangsung denokratis. Siapapun yang mau jadi ketua, harus dapat dukungan arus bawah. Sampai hari ini, Ketum Bahlil tidak ada mendukung seseorang menjadi calon ketua. “Saya bertanggungjawab, tidak ada dukungan DPP kepada siapapun, bahkan secara nasional,” katanya.
Dijelaskan, hak setiap kader untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Partai Golkar Sumut.
Kantongi 30 Persen
Secara administratif, seorang bakal calon ketua minimal mengantongi 30 persen dari 39 suara. “Carilah dukungan sebesar-besarnya. Tapi, jangan membawa-bawa DPP Partai Golkar. Apalagi kalau cuma ada dukungan oknum pengurus DPP lantas mengklaim Hendri dapat dukungan DPP. Ada pula ancam mengancam. Ini bukan hanya tidak beretika, tapi juga brutal,” tegasnya.
Menurut Riza, dia yakin ada figur berpengaruh di belakang Hendri hingga tiba-tiba Golkar Labura mengalihkan dukungan dari Ijeck ke Hendri. Sebagai mantan wartawan, Riza akan menelusuri hingga menemukan aktor penting di balik pengobok-obokan 33 DPD Partai Golkar se-Sumatera Utara.
“Kasihan Hendri, lagi berhaji di Makkah, dukungannya ke Ijeck dibatalkan. Pasti ada tokoh penting yang tidak senang kalau Ijeck menjabat kembali sebagai Ketua Golkar Sumut. Akan saya cari, dan akan saya sampaikan ke publik orang yang mengobok-obok Golkar,” sebutnya.
“Secara samar-samar, saya sudah mengetahui. Saya tidak perduli, siapapun yang mengobok-obok Partai Golkar di Sumatera Utara, akan saya lawan. Saya kader partai yang punya jaringan HMI dan KOSGORO 1957. Banyak kawan saya di DPP. Pasti dapat,” katanya. (cpb)













