MEDAN (Waspada): Penasehat Forum Komunikasi Diniyah Takmaliyah (FKDT) Kota Medan, Disti Nuaridho (foto), menitipkan pesan kepada santri/santriwati peserta Pekan Olahraga Santri Diniyah (Porsadin) tingkat Nasional Ke-V mewakili Kota Medan yang berlangsung di Kota Bandung Jawa Barat, 1 hingga 4 Desember 2022.
Menurutnya, pesan pertama yakni seluruh kepala Madrasah, guru-guru, dan orang tua Santri/santriwati yang mengaji di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA), senantiasa agar menjaga anak-anak secara bersama. Fenomena tawuran yang sering terjadi belakangan ini, harus dijadikan pelajaran untuk meningkatkan dan memperketat pengawasan serta pendidikan akhlak terhadap anak-anak.
“Anak-anak kita ini bukan hanya tanggung jawab guru-guru di Sekolah/Madrasah. Tapi pada dasarnya adalah tanggungjawab kita sebagai orang tuanya di rumah. Hari ini mungkin mereka adalah anak-anak yang baik dan berprestasi, tapi belum tentu besok juga sama. Maka dari itu, keistiqomahan itu penting buat para orang tua dalam menjaga anak dan mendidik mereka,” ucapnya saat moment pelepasan dan do’a bersama keberangkatan para santri tersebut.
Pesan Kedua, lanjutnya lagi, untuk senantiasa menjaga jama’ah, khususnya jama’ah FKDT Kota Medan. Jama’ah FKDT cukup besar, punya pengurus di 20 Kecamatan yakni minimal ada 10-20 Madrasah disetiap kecamatan.
“Setiap madrasah memiliki sedikitnya 50 orang santri. Jadi, kita memiliki sedikitnya 10 ribu orang santri se-kota medan. Dengan jama’ah yang cukup besat tersebut, kita harus dapat menjaga soliditas dan kekuatan jama’ah agar tidak gampang rapuh. Dengan kekuatan berjama’ah, kita bisa melakukan apa saja,” jelasnya.
Dan untuk pesan yang Ketiga, sambung Disti, jadikan Porsadin ini tidak berorientasi pada hasil, tapi berorientasilah pada proses.
Para santri/satriwati yang akan mengikuti Porsadin tingkat Nasional Ke-V ini, mereka sudah menjadi pemenang. Dengan mereka mampu menjadi utusan Kota Medan, bahkan Provinsi Sumatera Utara saja, itu sudah merupakan prestasi yang sangat luar biasa. Maka dari itu, jangan menanamkan beban pada mereka pada gelaran Porsadin V tingkat Nasional nanti untuk semata-mata hanya menjadi pemenang.
“Jadikan kompetisi atau perlombaan ini, orientasinya pada proses bukan pada hasil. Sehingga, tidak menjadi beban mereka, dan kesehatan adalah yang utama. Fikiran dan badan mereka harus fresh. Maka dari itu, manfaatkan waktu dan kesempatan luang disana untuk mengajak mereka jalan-jalan. Tanamkan kenangan indah pada mereka, karena belum tentu esok mereka akan mengalami hal seperti ini untuk yang kedua kalinya,” tutup Disti Nuaridho. (h01)