Scroll Untuk Membaca

Medan

LPM USU Memberikan Inovasi Energi Terbarukan Yang Berdampak Untuk Desa Bekiung

LPM USU Memberikan Inovasi Energi Terbarukan Yang Berdampak Untuk Desa Bekiung
Tim PKM USU diketuai oleh Ir. Muhammadin Hamid, S.Si., M.Si., Anggota Dr. Ir. M. Sabri, M.T., IPM., ASEAN Eng. dan Drs. Nursal, M.Si melibatkan lima mahasiswa yaitu: Nazwa Armi, Hanafi Prayogo, Windy Indah Septia, Surayya Asyfha, dan Zahwan Asrof Zahirul Ubaid.
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Tim Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPM USU) bersama dengan masyarakat Badan Usaha Milik Desa Bangun Mandiri Bekiung,Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat pada Agustus 2025 lalu.

Di mana, Desa Bekiung di Kabupaten Langkat dikenal sebagai kawasan dengan aktivitas peternakan yang cukup tinggi, terutama sapi dan kambing. Kondisi ini menghasilkan limbah kotoran ternak dalam jumlah besar setiap harinya. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah tersebut berpotensi menimbulkan masalah lingkungan, seperti bau menyengat, pencemaran air tanah, dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.

Di sisi lain, ketergantungan warga terhadap pupuk kimia yang harganya mahal dan ketersediaannya tidak stabil juga menjadi hambatan dalam mendukung sektor pertanian yang masih menjadi penopang utama ekonomi desa.

Melihat permasalahan tersebut, Tim Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPM USU) bersama dengan masyarakat Badan Usaha Milik Desa Bangun Mandiri Bekiung melakukan upaya nyata melalui penerapan program Smart Waste Management.

Program ini merupakan inovasi sederhana namun efektif dalam mengolah limbah kotoran hewan menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Penerapan sistem ini tidak hanya membantu mengurangi persoalan pencemaran lingkungan akibat limbah peternakan, tetapi juga menyediakan solusi praktis bagi para petani untuk memperoleh pupuk alami dengan biaya lebih murah.

Pupuk organik yang dihasilkan juga memiliki nilai tambah karena dapat menjaga kesuburan tanah, meningkatkan kualitas hasil pertanian, sekaligus berpotensi menjadi produk yang memiliki daya jual.

Dengan demikian program ini menjadi bentuk solusi berlapis yang memberikan manfaat ganda baik bagi lingkungan maupun ekonomi masyarakat. Program ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) 2025 dengan nomor kontrak induk: 108/C3/DT.05.00/PM/2025 dan dengan nomor kontrak turunan:234/UN5.4.11.K/Kontrak/PM.01.02/2025.

Kegiatan pengabdian ini diketuai oleh Ir. Muhammadin Hamid, S.Si., M.Si., Anggota Dr. Ir. M. Sabri, M.T., IPM., ASEAN Eng. dan Drs. Nursal, M.Si. dengan melibatkan lima mahasiswa yaitu: Nazwa Armi, Hanafi Prayogo, Windy Indah Septia, Surayya Asyfha, dan Zahwan Asrof Zahirul Ubaid.

Pelaksanaan dimulai dari sosialisasi dengan memberikan pemahaman tentang manfaat pengolahan sampah organik dan non-organik sebagai bahan baku produksi. Kemudian pelatihan mengenai cara mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomis.

Lalu penerapan teknologi dengan menyediakan alat-alat sederhana atau teknologi tepat guna untuk membantu produksi barang berbasis daur ulang. Setelah itu pendampingan dan evaluasi dengan memberikan bimbingan berkala terkait produksi agar kualitas produk tetap terjaga dan mampu bersaing di pasar.

Dan keberlanjutan program dengan membantu mitra mendapatkan akses pasar serta menghubungkan mereka dengan mitra usaha dan lembaga pendukung.

Manfaat program ini dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Dari sisi lingkungan, desa menjadi lebih bersih dan sehat karena berkurangnya bau serta risiko pencemaran. Dari sisi pertanian, pupuk organik mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman.

Sedangkan dari sisi ekonomi, masyarakat dapat menghemat biaya produksi dan memperoleh peluang tambahan pendapatan melalui penjualan pupuk.
Ke depan, masyarakat berharap pengolahan limbah organik ini dapat dikembangkan dalam skala yang lebih besar dan berkelanjutan.

Mereka juga menargetkan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya panel surya, untuk mendukung proses produksi pupuk sehingga lebih hemat biaya dan ramah lingkungan. Dengan langkah tersebut, Desa Bekiung tidak hanya berhasil mengatasi persoalan lokal, tetapi juga dapat menjadi contoh penerapan teknologi tepat guna yang mendukung pertanian berkelanjutan di pedesaan.(rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE