Scroll Untuk Membaca

Medan

LPPM Fakultas Kehutanan USU Lakukan IPTEK Mitigasi Dan Adaptasi Bencana 2024

LPPM Fakultas Kehutanan USU Lakukan IPTEK Mitigasi Dan Adaptasi Bencana 2024
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Fakultas Kehutanan USU melakukan program kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tematik mitigasi dan adaptasi bencana 2024 di Desa Sinambela Kabupaten Humbang Hasundutan pada 4-5 Juli 2024.

Kegiatan tersebut dikoordinir Dr. Ir. OK Hasnanda Syahputra, MP, IPM, beranggotakan Dr. Samsuri, S.Hut, M.Si., IPM, ASEAN Eng., Dr. Lutfi Hakim, S.Hut., M.Si, IPU., ASEAN Eng., dan Suri Fadhillah, S.Hut, M.Si.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

LPPM Fakultas Kehutanan USU Lakukan IPTEK Mitigasi Dan Adaptasi Bencana 2024

IKLAN

Dikatakan OK Hasnanda, Desa Sinambela yang berada pada ketinggian 600-800 meter di atas permukaan laut, dengan topografi wilayahnya mulai datar 165 ha, dan miring 135 ha, menyebabkan desa Sinambela sangat rentan akan terjadinya bencana hidrometeorologi.    

“Berdasarkan laporan terbaru bahwa bencana meteorology yang melanda Kecamatan Bakti Raja terjadi pada bulan Desember 2023 silam berupa banjir bandang dan longsor,” jelasnya kepada wartawan di Medan, Senin (15/7).

Dalam kegiatan PKM tersebut, ucapnya, pendekatan solusi yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan mitigasi bencana longsor dan banjir, harus diketahui bahwa kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.

Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material itu sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.

“Karena itu, mitigasi dilaksanakan sebelum, sesaat, dan setelah terjadinya suatu bencana. Untuk bencana banjir sendiri, salah satu tindakan mitigasi bencana banjir adalah melakukan peringatan dini bencana banjir,” jelasnya.

Kemudian, salahsatu contoh apabila peringatan dini banjir, yaitu berupa pembunyian sirine yang dilakukan oleh anggota Desa Tangguh Bencana (DESTANA) dengan persetujuan Kepala Desa.

Dilanjutkan dengan pembuyian lonceng semua gereja yang terdapat di Desa Sinambela, sehingga masyarakat akan bersiap untuk melakukan penyelamatan melaui jalur evakuasi dan berkumpul pada satu titik kumpul yang telah ditentukan.

“Penentuan jalur evakuasi dan titik kumpul, berdasarkan peta resiko bencana yang dibuat dan  fokus pada wilayah yang mempunyai resiko tinggi terhadap bencana. Tersedianya peta resiko bencana ini dengan skala 1:50.000 akan memudahkan dalam menentukan dimana penentuan lokasi dari infrastruktur mitigasinya,” tutur OK Hasnanda. (h01)

Teks
LPPM Fakultas Kehutanan USU melakukan program PKM di Desa Sinambela Kabupaten Humbang Hasundutan pada 4-5 Juli 2024. Waspada/ist

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE