MEDAN (Waspada): Madkasat Lubis SPdi, muazzin pelepasan jamaah calon haji (Calhaj) Embarkasi Medan. Ia bertugas selama keberangkatan Calhaj, pagi, siang, malam ataupun tengah malam.
Menjadi bagian dari tim pemberangkatan haji bukan sekadar menjalankan tugas teknis. Ada tanggung jawab batin yang besar saat mendampingi para tamu Allah menuju perjalanan suci. Hal ini dirasakan betul olehnya, sebagai petugas bidang keagamaan yang kembali dipercaya bertugas dalam musim haji tahun ini.
“Tugas kami dimulai sejak jamaah masuk ke ruang pemberangkatan sesuai manifest. Begitu suasana mulai tenang, kami iringi dengan lantunan zikir, selawat, dan pembacaan talbiyah. Momen itu selalu menggetarkan hati. Melihat wajah-wajah penuh harap dari para jamaah yang siap berangkat ke Tanah Suci membuat kami ikut larut dalam suasana,” ujarnya, Jumat (30/5) saat keberangkatan Calhaj Kloter 24 yang merupakan Kloter terakhir tahun 2025.
Lanjutnya, setelah doa bersama, proses dilanjutkan ke Bandara Kualanamu. Di sana, ia dan tim kembali memantau hingga seluruh jamaah naik ke pesawat.
“Begitu semua sudah di dalam dan pesawat siap terbang, kami kumandangkan adzan sebagai penanda keberangkatan. Rasanya seperti menyerahkan mereka langsung kepada panggilan Ilahi,” tuturnya.
Diceritakannya, tahun ini menjadi tahun ketiganya bertugas dalam operasional haji. Meski bukan hal baru, setiap musim haji tetap membawa pengalaman yang berbeda. “Selalu ada rasa haru. Ini bukan sekadar tugas—ini amanah yang luar biasa. Melayani tamu-tamu Allah adalah kehormatan yang tak semua orang dapatkan,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia mengaku bahwa dalam rentang waktu sekitar 30 hari bertugas, ada banyak dinamika yang dihadapi. Mulai dari kesiapan fisik hingga tantangan menjaga kekhusyukan batin. Namun, semua itu terasa ringan karena niat utama adalah ibadah. “Kadang lelah, tapi selalu tertutup rasa syukur. Setiap kali melihat jemaah tersenyum, lelah itu hilang.”
Rutin bertugas sebagai petugas haji, ia sendiri sudah pernah menunaikan ibadah haji sebagai Petugas Haji Daerah (PHD) dari Pemko Medan tahun 2014. Namun, setelah itu tepatnya tahun 2018, ia telah mendaftar sebagai calon jamaah haji reguler.
“Saya daftar tahun 2018, dan waktu itu dijadwalkan berangkat tahun 2035. Tapi Allah lebih dulu beri jalan lewat jalur petugas. Itu luar biasa. Saya sangat bersyukur.”
Bagi dirinya, semua pengalaman ini menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup. “Semoga yang kami lakukan selama bertugas ini bernilai ibadah. Dan semoga Allah memberi kesehatan agar kami bisa terus mengabdi, selama masih dibutuhkan,”pungkas guru baca Alquran dan Qori Internasional di Bahrain tahun 2019.(m22)